MANADOTODAY.CO.ID – Film serial asal Korea Selatan (Korsel) yang diputar di Netflix berjudul Squid Game telah menjadi topik perbincangan hangat di media sosial.
Tangan dingin sutradara Hwang Dong-hyuk sukses menarik perhatian para pecinta film di seluruh dunia. Membuat film tersebut bertengger di posisi satu Netflix di Inggris dan Amerika Serikat.
Namun, di balik kesuksesan film yang mampu menghadirkan akting memukau dari setiap aktornya serta jalan cerita yang cukup sulit ditebak, adegan mengerikan dalam serial itu mendulang banyak kritik dari sejumlah orang di Twitter.
Para penggemar film menjuluki Squid Games sebagai perpaduan antara film Saw dan Hunger Games berkat adegan penyiksaan dan pembunuhan massal yang ditunjukkan.
Beberapa bahkan tidak mampu menikmati film karena adegan kekerasan yang berlebihan. Ada yang mengatakan mereka bahkan tidak bisa melewati episode pertama – dan yang lain merekomendasikan film tersebut tidak ditonton oleh orang di bawah usia 20 karena ‘terlalu berdarah’.
Sekadar infomasi, film Squid Game bercerita tentang sejumlah orang yang dililit hutang atau masalah lain dikumpulkan di sebuah pulau. Mereka dipaksa memainkan permainan masa kecil dengan gaya battle royale untuk memperebutkan hadiah uang senilai ratusan miliar rupiah. Kematian sadis pun menunggu para pemain yang tak mampu menyelesaikan permainan.
Meski menimbulkan kontroversi di antara para penikmat film, tidak sedikit yang menunggu kepastian kapan Squid Game 2 akan dibuat.
Penulis dan sutradara Hwang Dong-hyuk mengatakan, dia mungkin akan beralih ke film layar lebar terlebih dulu sebelum membuat sekuel dari Squid Game
“Saya belum memiliki rencana pengembangan yang baik untuk Squid Game 2. Berpikir (untuk membuat sekuelnya) saja sudah membuat saya lelah,” katanya dikutip dari Variety, Selasa (28/9/2021).
Meski begitu, jika saat nantinya tiba, ia menyebut, akan membentuk sebuah tim yang lebih bepengalaman untuk mengerjakan Squid Game 2
“Tetapi jika saya melakukannya, saya pasti tidak akan melakukannya sendiri. Saya akan mempertimbangkan untuk menggunakan ruang penulis dan menginginkan beberapa sutradara berpengalaman,”tukas Hwang Dong-hyuk.(*/ryan)
