Miliki Tujuan Hidup yang Kuat Dapat Membuat Anda Panjang Umur

makna hidup, panjang umur, penyakit jantung
(foto: pixabay)

MANADOTODAY – Orang-orang yang memiliki makna dan tujuan hidup yang kuat mungkin memiliki jantung yang lebih sehat dan membuat mereka panjang umur, penelitian baru menunjukkan.

Para ilmuwan menemukan bahwa mereka yang punya keyakinan kuat bahwa kehidupan mereka memiliki makna atau mereka “berguna” bagi orang lain, berisiko rendah untuk memiliki penyakit jantung dan meninggal selama periode penelitian.

Tidak jelas bagaimana memiliki tujuan hidup mungkin dapat melindungi jantung, namun para peneliti mengatakan strategi yang membantu mereka untuk menemukan makna dalam kehidupan membantu mereka untuk menjaga kesehatan.

Dalam memeriksa hubungan antara tujuan hidup dan risiko penyakit jantung, peneliti menganalisis 10 studi sebelumnya yang melibatkan 136.000 orang dari Amerika Serikat dan Jepang. Rata-rata usia mereka adalah 67 tahun.

Setelah diikuti selama sekitar tujuh tahun, lebih dari 14.500 relawan meninggal akibat beberapa penyebab dan 4.000 menderita serangan jantung, stroke atau kasus yang berhubungan dengan jantung. Tetapi para peneliti menemukan bahwa orang-orang yang melaporkan memiliki tujuan dalam hidup memiliki risiko sekitar 20 persen lebih rendah dari kematian selama periode penelitian.

Selain itu, orang-orang yang mengatakan hidup mereka memiliki arti juga lebih rendah kemungkinan untuk masalah jantung, menurut penelitian yang diterbitkan di Psychosomatic Medicine: Journal of Medicine biobehavioral.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan dengan yang tepat dari hubungan ini, tapi penulis penelitian mengatakan bahwa mungkin hal ini membantu tubuh untuk bertahan dari respon stres. Juga mempromosikan gaya hidup sehat.

Namun, studi ini tidak membuktikan hubungan sebab-akibat.

“Dari catatan, memiliki tujuan hidup telah lama diduga sebagai dimensi penting dari kehidupan, memberika seseorang rasa vitalitas, motivasi dan ketahanan,” kata wakil penulis studi Alan Rozanski, dari Mt. Sinai St. Luke’s-Roosevelt Hospital di New York City di rilis berita jurnal dikutip dari Health.com