MANADOTODAY.CO.ID – Seorang dokter mengungkapkan empat alasan mengapa ada orang-orang di luar sana yang punya kemampuan ‘kebal’ Covid-19.
Sejak pandemi dimulai, beberapa orang berkali-kali terpapar Covid-19 sementara yang lain tidak terinfeksi meski melakukan kontak dengan mereka yang positif.
Dr Cliona O’Farrellly, seorang profesor imunologi komparatif dan biokimia di Trinity College Dublin, menjelaskan mengapa hal ini bisa terjadi.
Dia menyebut empat alasan, termasuk yang dikatakan sebelumnya oleh para ahli seperti latar belakang sosial-ekonomi, kondisi kesehatan yang baik secara keseluruhan dan perilaku hati-hati.
Alasan lain yang dia sebut kurang jelas adalah tanda respon imun bawaan, sesuatu yang saat ini sedang diteliti untuk mengetahui alasan mengapa orang-orang tertentu bisa kebal terhadap virus tersebut.
“Cara hidup orang banyak berkaitan dengan keadaan mereka dan selain itu persentase orang yang memiliki apa yang kami sebut tanda kekebalan bawaan, itulah yang kami cari.. Jadi menurut saya keempat hal itu sangat penting; status sosial-ekonomi anda, kesehatan umum anda, bagaimana anda berperilaku dan kemudian resistensi bawaan ini,”kata Dr Cliona saat menghadiri talkshow radio RTE Claire Byrne Live.
Dr O’Farrelly dan tim di Trinity telah mempelajari sekelompok wanita yang tertular Hepatitis C melalui transplantasi darah sementara yang lain terlindung secara alami. Sama halnya dengan Covid-19, dia percaya bahwa ini bisa jadi karena respons imun bawaan.
“Kami memiliki data sekarang bahwa wanita yang tidak terinfeksi memiliki respons imun bawaan, respons imun yang langsung muncul saat menghadapi virus, itu adalah bagian dari sistem imun muncul tepat pada waktunya di mana tempat virus itu berada,” jelasnya.
“Flu adalah jenis virus yang sama sekali berbeda. Virus ini berasal dari keluarga yang sangat berbeda dan hanya karena anda resisten terhadap satu virus tidak berarti anda resisten terhadap jenis yang lain. Tapi, inilah yang ingin kami teliti,”tambahnya.
Dr Cliona sekarang masuk lama konsorsium pakar internasional yang sedang menyelidiki resistensi Covid-19 dengan mempelajari orang-orang dari 40 negara berbeda yang tidak tertular virus meski melakukan kontak dekat dengan mereka yang positif.
“Idealnya kami mencari orang yang telah melawan virus dua kali, selama gelombang pertama dan baru-baru ini dengan Omicron, dan idealnya kami membutuhkan orang-orang yang tinggal serumah dengan orang yang positif PCR. Ini bukan tugas yang mudah karena kami mencari penanda genetik resistensi, yang berarti harus mengurutkan seluruh genom objek penelitian,”kata dia menjelaskan sedikit tentang penelitian yang sedang mereka lakukan.
Berbicara mengenai perkembangan Covid-19 di masa depan, dia menyimpulkan bahwa virus tersebut akan terus ada sampai seluruh masyarakat dunia benar-benar kebal.
“Sayangnya, ini akan terus berlanjut. Virus ini berputar-putar, jadi tidak mengherankan negara-negara mulai memberkalukan vaksinasi booster dan lebih banyak vaksin yang muncul. Ini akan terus kembali sampai seluruh dunia benar-benar kebal,”pungkasnya.(*/ryan)