Welly Areros: Juga tak ada papan proyek
MANADO (manadotoday.co.id) – Warga di pemukiman kawasan Sario Utara lingkungan IV, Kecamatan Sario, Manado mengeluhkan saluran atau selokan air yang belum lama dibuat yang dianggap justru bukan jadi solusi namun tambah masalah.
“Kalau hujan deras dan air pasang justru dia meluap ke jalan karena ternyata pembuatan saluran air hanya sampai di asrama Papua,” kata Prof Dr Welly Areros Msi, tokoh masyarakat setempat yang rumahnya dilintasi saluran air dimaksud.
Salah satu guru besar di Unsrat yang berbasis di FISIP itu menyebut, saluran air dari drainase jalan Ahmad Yani Sario semestinya tembus ke drainase utama di jalan Piere Tendean, Boulevard, karena dari situ akan menuju ke sungai Sario yang merupakan salah satu daerah aliran sungai Tondano.
“Jadi tidak tembus ke drainase utama itu yang jadi masalah,” lanjut dosen yang pernah menjadi anggota dewan Manado dan sudah puluhan tahun tinggal di kompleks tersebut.
Praktisi lingkungan yang juga staf dosen di Fakultas Pertanian Dr Ir Frangky Paath Msi menilai bahwa harus terkonsep soal aliran air di drainase agar tidak memberi dampak lain pada pemukiman.
Selain soal pembuatan yang tidak tuntas karena tidak terkoneksi pembuangan airnya, Welly juga mempertanyakan soal nilai pekerjaan yang tidak jelas.
“Apakah karena dana tidak cukup sehingga pekerjaan seperti tidak bisa sampai ke drainase utama Boulevard atau bagaimana saya juga tidak mengerti,” kata Prof Welly menambahkan.
Sebab, kata dia, tak ada identitas pekerjaan dimaksud karena papan proyek yang mencantumkan nilai dan waktu pekerjaan dan sumber dana tidak ada.
“Sampai selesai tidak ada papan informasi dan ini bertentangan dengan Undang-undang keterbukaan informasi publik nomor 14 tahun 2008,” kata adik almarhum mantan pelatih tinju kenamaan Indonesia Eddyson Areros itu. (ram)