Program JeBol Dukcapil Manado Dijadikan Polemik, Oehlers: Kami Kerja Sesuai Permintaan Kemendagri

Julises Oehlers

MANADO, (manadotoday.co.id) – Langkah Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kota Manado untuk memenuhi 98 persen wajib KTP-el sebagaimana perintah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dengan turun langsung ke kelurahan dan rumah warga lewat program JeBol (Jemput Bola) mendapat sorotan dari sejumlah pihak.

Kepala Dukcapil Kota Manado Julises Oehlers menegaskan langkah yang dilakukan oleh Pemkot Manado adalah murni untuk mencapai target nasional dalam rangka menunjang Pilkada 2020.

“Kalau ada berprasangka buruk saya tegaskan kami murni untuk memenuhi permintaan pemerintah pusat untuk mendukung Pilkada 2020,”tegas Oehlers, Rabu (25/11/2020).

Lanjutnya menjelaskan JeBol adalah program nasional yang dilaksanakan oleh seluruh Dinas Capil di Indonesia dan untuk Manado sendiri dilakukan sejak bulan Januari namun karena terkendala Covid-19 kemudian dihentikan. Nanti Bulan Agustus Dukcapil Manado kembali turun lapangan karena situasi mulai kondusif untuk mencapai target 98 persen dimulai di Bunaken Kepulauan. Saat balik lagi ke Manado terjadi kasus Covid-19 di kantor Dukcapil jadi seluruh aktivitas perekaman kembali dihentikan.

“Dari hal itu kami sangat ketinggalan jauh untuk mengejar target. Karena itu KPU meminta kami untuk mempercepat perekaman KTP-el yang dimulai di Kecamatan Wenang. Kemudian tanggal 20 November datang surat dari Menteri Dalam Negeri untuk menggiatkan program JeBol untuk mengejar target 98 persen. Karena itu kami maksimalkan dengan turun ke kelurahan dan rumah warga,”kata dia.

“Intinya kami mengakomodir arah Pak Presiden Jokowi yang dijabarkan lewat Pak Menteri dan Ditjen Dukcapil bahwa negara harus hadir sampai di pintu-pintu rumah masyarakat dalam memberikan pelayanan publik. Memang saat kami sudah ada sistem online tapi masih ada masyarakat yang kesulitan jadi kami langsung,”sambung Oehlers.(ryan)