Hadiri Acara Adat Pembeatan, JPAR: Ini ‘Harta’ yang Harus Terus Dilestarikan

Hadiri Acara Adat Pembeatan, JPAR: Ini ‘Harta’ yang Harus Terus Kita Lestarikan

MANADO, (manadotoday.co.id) – Julyeta Paulina Amelia Runtuwene (JPAR) menghadiri acara adat Pembeatan yang digelar oleh keluarga Lahay – Masso di Kelurahan Tarnate baru, Kecamatan Singkil, Sabtu (31/10/2020).

Saat diminta membawakan sambutan, JPAR mengucapkan selamat kepada tiga anak keluarga Lahay – Masso yang telah menjalani adat Pembeatan.

“Ini adalah satu kebanggan kita di mana adat Pembeatan dari Gorontalo ini dapat terus dilestarikan. Ini adalah momen yang luar biasa, adat kita tetap pelihara, tetap jaga, dan saya tentu bangga. Saya harap kekayaan kita ini, adat Pembeatan, terus dilestarikan oleh,”ungkap calon Wali Kota Manado yang berpasangan dengan Harley Mangindaan ini.

Lanjutnya mengatakan, dengan segala keunikan dan nilai adat serta religius yang mendalam, upacara adat Pembeatan ini sebenarnya dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata.

“Jujur baru kali ini saya diundang menghadiri acara ini, saya menyaksikan betapa mulai dari tampilan baju adat, prosesinya sampai dengan desain panggungnya ini sangat menarik. Ini tentunya dapat menarik wisatawan, kita tunjukan pada mereka bahwa adat dan budaya ini yang kita lestarikan ini ternyata begitu sangat luar biasa,”tuturnya.

Ia pun mengajak masyarakat yang hadir dalam acara adat tersebut untuk terus menjaga kerukunan antar umat beragama, suku dan ras yang telah terpelihara dengan baik di Kota Manado.

“Kita harus bersyukur menjadi masyarakat Kota Manado, kita lahir di sini, kita sekolah, bekerja dan hidup bersama dengan rukun dan damai meski kita berasal dari berbagai macam agama, suku serta ras. Ini harus terus kita jaga,”tukas Julyeta Runtuwene.

Sekadar informasi, Pembeatan adalah upacara adat bagi seorang perempuan yang telah memasuki masa dewasa. Upacara Pembeatan itu sendiri bertujuan untuk menyatukan kejiwaan seorang perempuan Gorontalo dengan adat dan juga agamanya.
Pembeatan berasal dari kata bahasa Arab yaitu; Baya’at, yang artinya membuat perjanjian atau ikrar. Acara ini dilaksanakan dengan menggunakan tata upacara kebesaran adat Gorontalo.(ryan)