Jutaan Perokok Mungkin Miliki Penyakit Paru-paru yang Tidak Terdiagnosis

Perokok, tips sehat, Penyakit Paru-paru,  obstruktif kronik
(foto: pixabay)

ManadoToday – Jutaan perokok jangka panjang mungkin memiliki penyakit paru-paru yang tidak terdiagnosis, sebuah studi menemukan.

Lima puluh lima persen dari mereka yang lulus tes fungsi paru-paru masih memiliki gangguan pernapasan, peneliti melaporkan.

Tapi, menggunakan teknik pencitraan canggih bersama dengan berjalan kaki dan tes kualitas hidup dapat mengungkapkan tanda-tanda awal penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Penyakit progresif yang tidak dapat disembuhkan, PPOK berhubungan dengan merokok dan merupakan penyebab ketiga kematian di Amerika Serikat, para peneliti menambahkan.

“Perokok yang memiliki tes ‘normal’ fungsi paru-paru seringkali memiliki penyakit pernapasan yang signifikan. Banyak dari perokok cenderung memiliki tahap awal penyakit paru obstruktif kronik,” kata penulis studi Dr Elizabeth Regan dikutip dari webdm.com.

“Kami berharap temuan ini akan membantu menghilangkan mitos perokok sehat dan menyoroti pentingnya pencegahan dan penghentian merokok untuk mencegah penyakit paru-paru dan efek jangka panjang lainnya dari merokok,” tambah Regan.

Penelitian ini melibatkan hampir 9.000 orang antara usia 45 dan 80 tahun yang telah merokok setidaknya satu bungkus rokok sehari selama 10 tahun. Kebanyakan merokok lebih dari satu bungkus per hari. Sekitar setengah dari mereka yang dianggap bebas penyakit berdasarkan hasil tes fungsi paru-paru mereka.

Untuk mendiagnosa PPOK, pasien harus meniup sekeras dan selama mungkin alat yang disebut spirometer. Ini mengukur seberapa banyak udara yang mereka dapat paksa keluar dari paru-paru mereka dan berapa banyak mereka dapat tiup dalam waktu satu detik, ini tergantung pada usia, ukuran dan jenis kelamin.

Ketika para peneliti menggunakan kriteria tambahan untuk menilai fungsi paru-paru peserta, seperti CT scan, penggunaan obat pernapasan dan kualitas hidup, mereka menemukan sebagian besar dari mereka yang dianggap “bebas penyakit” memiliki semacam masalah paru-paru.

Scan paru-paru menemukan emfisema atau penebalan saluran napas sebanyak 42 persen pada mereka yang dianggap bebas dari penyakit paru-paru. Sementara, 23 persen pada peserta yang memiliki sesak napas yang signifikan dan hampir 4 persen pada mereka yang tidak pernah merokok.

Tes pencitraan paru dapat membantu mendeteksi kanker paru-paru, dan mengurangi kematian akibat kanker di kalangan mantan perokok berat sebesar 20 persen, kata para peneliti. Mendiagnosis dan mengobati pengobatan awal pada penyakit seperti PPOK juga dapat meningkatkan kualitas hidup jangka panjang tambah mereka.