Paripurna, La Pulga? atau Panggung Mbappe!

Paripurna, La Pulga? atau Panggung Mbappe! (Foto: Yahoo Sport)

Oleh: Ram Makagiansar

FINAL Piala Dunia Qatar 2022 benar mengusung dua negara, Argentina vs Prancis. Tapi, diluar itu, ada hal menarik muncul bahwa final ini secara emosional menyita perhatian teristimewa bagi klub Paris Saint Germain (PSG).

Ya, PSG, adalah klub yang dibela dua ikon masing-masing tim, Lionel Messi (35) alias La Pulga dengan Argentina nya dan Killyan Mbappe (23) dari kubu Prancis tentu akan jadi pusat perhatian juga.

Di tim elite tersebut bukan rahasia lagi ketika Messi mendarat di Paris, Kylian Mbappe sempat galau. Sejurus kedatangan eks maskot Barcelona itu Mbappe pun dihebohkan akan otw menuju Santiago Bernabeu, markas Real Madrid.

Semasa masih Neymar saja, Mbappe sudah merasa tak nyaman. Namun, ketika membawa Prancis juara di Rusia 2018 Mbappe mulai unjuk gigi. Tak mau kalah kelas. Tapi, belakangan masuknya peraih Ballon D’or 7 kali dari klub lawas, Barcelona itu Mbappe kembali terusik.

Rumitnya lagi, Neymar Jr lebih akrab dan lebih nyaman begitu Messi datang. Sebaliknya juga Neymar. Maklum keduanya sempat bekerjasama di El Barca.

Namun, semuanya teratasi meski sekian situs bola sering mengekspose kondisi PSG bahwa tiga bintang PSG itu tak dalam kondisi baik-baik saja.
Peran pelatih yang asli Prancis, Christophe Galtier yang mengganti posisi Mauricio Pochtettino dianggap mumpuni. Karena tak mudah menyatukan tiga otak tiga orang hebat di sepak bola dunia itu.

Kini di Piala Dunia 2022 entah apa yang ada di benak bos besar PSG, Nasser Al-Khelaifi setelah Messi dan Mbappe akan saling hantam, demi membawa negara masing-masing merebut gelar juara.

Tapi, Khelaifi pasti menyadari kedua pemain itu mengapungkan sisi profesionalitas demi negaranya. Harus menanggalkan bendera klub. Garansi laga hebat dan bermutu jelas akan tergelar nanti malam (Minggu, 18 Desember 2022 pukul 23.00 waktu Manado). Ambisi besar bagi Messi dan Mbappe membubung.

Apalagi, sama-sama mengemas 5 gol. Dalam aturan FIFA top skor akan dilihat dari jumlah gol kalau sama maka akan dilihat juga assist masing-masing. Kalau pun kembali sama, maka yang bermain dengan menit sedikit dialah yang akan dinobatkan sebagai pencetak gol terbanyak.

Di luar keduanya, posisi kedua pencetak gol masih juga penyerang Argentina Julian Alvarez (Man City) dan striker Prancis Olivier Giroud (AC Milan) masing-masing 4 gol.

Bersama Neymar, Messi dan Mbappe adalah kebanggaan Al-Khelaifi. Secara pribadi, dia sendiri pasti tak mau masuk soal siapa yang bakal juara. Sebab, dia hanya menginginkan siapa pun yang bisa membawa negaranya mengklaim gelar berarti ada kepantasan disana. Gengsi klub juga naik.

Al-Khelaifi menetap di Paris namun sebagai pria asli Qatar, ketua beIN Media Group, ketua Qatar Sports Ivestment, ketua Federasi tenis Qatar dan wakil presiden Federasi tenis Asia untuk Asia Barat tentu secara emosional dia tak sekental warga Prancis kecuali hanya pada dua orang tadi.

Di sisi lain, ribuan fans PSG di Kota Paris maupun seantero Prancis, jelas adalah pendukung bagi Prancis untuk merebut gelar kedua secara beruntun. Walau ada secuil pun kalau toh Prancis kalah maka itu hanya karena kalah dari Messi, ikon baru kota Paris.

Lalu bagaimana secara keseluruhan Argentina dan Prancis? Tango yang terakhir juara pada 36 tahun lalu di Meksiko 1986 eranya alm Diego Maradona tentu tak ingin kehilangan kans lagi. Delapan tahun lalu di Brazil, Jerman menghentikan mereka dengan skor 1-0.

Qatar 2022 ini, antiteori diciptakan pasukan Lionel Scaloni itu. Sempat kalah dari Arab Saudi 1-2, namun mereka melakukan akselerasi dengan penampilan epic hingga mencapai partai pamungkas.

Tango melewati ujian 16 Besar, 8 Besar dan kini final, bukan hal yang gampang. Peran Messi begitu kentara dan menonjol. Ada hal unik ketika Messi memberi assist bagi gol ketiga negaranya lewat Alvarez.

Bek Kroasia yang memakai topeng Josko Gvardiol, sampai bilang,’’ pinggang saya serasa patah.’’ Itu ‘hasil’ duel satu lawan satu dengan Messi. Itu adalah contoh kecil dari pemilik kaki pendek namun bola seakan melekat di kakinya itu. Pemain yang menurut Gabriel Batistuta, seniornya di Argentina, Messi seperti alien, pria kecil yang bisa melakukan hal besar.

Namun, Mbappe dan Prancis tentu tak ingin merubah julukan dari ayam jantan ke ‘ ayam sayur’.
Mereka juga telah punya modal meski dari head to head mereka dibawah Argentina dalam rekor pertemuan, Dari 12 kali duel, Abiceleste mencatat kemenangan 6 kali, sementara Prancis 3 kali, dan sisanya seri.

Penulis bersama mantan penyerang timnas Argentina Ezequel Lavezzi. Foto diambil di Qin Huang Dao, saat eks PSG itu masih bermain di Liga China bersama Hebei China Fortune 2017.

Namun, empat tahun lalu tentu tak bisa dilupakan Messi cs. Di babak 16 besar mereka dihentikan Prancis 3-4, dan ujungnya Prancis memastikan gelar dunia kali kedua setelah 1998 di tanah sendiri dengan menghempaskan Kroasia 4-2.

Keunggulan Mbappe, dia ditunjang gelandang Barcelona yang dipinjamkan kembali ke klub asalnya Atletico Madrid, Antoine Grizmann. Dan ada juga eks Arsenal Olivier Giroud (AC Milan) di depan.

Giroud yang tipikal striker yang ‘pura-pura’ mati namun mematikan, meski skill kurang bagus namun penempatan posisi dan naluri golnya tinggi membawanya mencatat 4 gol. Griezmann, mampu menyerang dan bertahan sama baiknya.

Nah, di Argentina, Messi terkesan menjadi tokoh sentral. Kalaupun ada, itu Angel Di Maria namun dia banyak diparkir Scalonni dan Alvarez menemani Messi di depan.

Yang pasti, duel ini tidak hanya mengedepankan Messi dan Mbappe, karena banyak faktor yang akan mempengaruhi hasil akhir nanti. Yang jelas, di Buones Aires dan Paris, langit seakan runtuh dengan riuh rendah dan hiruk pikuk laga final ini.

Yang pasti juga, ada drama yang akan jadi di Iconic Lusail Stadium yang berkapasitas 80 ribu dan meraih predikat bintang 5 dalam konstruksinya ketika dibangun 2017 dengan biaya 12 triliun. Entah dari 2 x 45 menit, 2 x 15 menit bahkan tendangan 11 meter atau 12 pas ! Boleh jo bagitu ? (***)