Launching Aplikasi SELARAS-DIIGA, Pemprov Sulut Kampanyekan Anti Kekerasan Pada Perempuan dan Anak

Pemprov Sulawesi Utara, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, DP3A, anti kekerasan, DP3A Wanda Musu, aplikasi SELARAS-DIIGA, Strategi Penyelenggaraan Satu Data dengan Sistem Informasi Gender dan Anak, DKIPS Sulut, Evans Liow,
Talkshow dan Kampanye 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan dan anak, yang digelar Dinas P3A Sulut, di Manado Town Square (Mantos) 3.

SULUT, (manadotoday.co.id) – Pemprov Sulawesi Utara (Sulut) melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak (DP3A) menggelar Talkshow dan Kampanye 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan dan anak, di Manado Town Square (Mantos) 3, Selasa (7/11/2023).

Kepala DP3A Sulut, Wanda Musu, mengatakan kegiatan ini dalam rangka kampanye 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan dan anak, yang merupakan kampanye internasional untuk mendorong upaya-upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan seluruh dunia.

“Berkaitan dengan itu juga dilaunching aplikasi SELARAS-DIIGA (Strategi Penyelenggaraan Satu Data dengan Sistem Informasi Gender dan Anak),” terang Musu, di sela-sela acara itu.

Adapun kegiatan ini dibuka Gubernur Olly Dondokambey, yang diwakili Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian, dan Statistik (DKIPS) Sulut, Evans Steven Liow.

“Sehubungan dengan ini, saya memberikan apresiasi kepada Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Daerah Provinsi Sulawesi Utara, yang telah menginisiasi, bersinergi dengan pihak terkait, sekaligus memfasilitasi kegiatan bernilai penting ini,” ujar Liow mengutip sambutan Gubernur Olly.

Gubernur Olly juga mendorong kiranya melalui kegiatan ini mampu sekaligus evaluasi bersama untuk senantiasa menyadari dan memperhatikan bahwa berbagai hal terkait dengan kekerasan terhadap perempuan adalah tindakan yang salah keliru dan berlawanan dengan ketentuan hukum.

Olly berharap, ke depan semoga kasus kekerasan terhadap perempuan di daerah Nyiur Melambai dapat terus ditekan sehingga tidak menjadi sebuah problematika mendalam, sekaligus mampu menjadi sebuah capaian positif bersama-sama dalam menjaga seluruh hak perempuan sebagai manusia sejatinya. (ton/*)