Gerogoti Uang Negara Lewat Tagihan Fiktif Apotek

Mantan GM Leo Basuki (foto: Ist)

Mantan Manajer dan Petinggi PLN Wilayah Sultenggo Saling Lempar Bola

MANADO, (manadotoday.co.id) – Kasus besar yang tengah menyeruak ke permukaan terkait petinggi PLN dan salah satu perusahan farmasi ternama di Indonesia, terus menggelinding.

Ini melibatkan petinggi PLN wilayah semasa dijabat GM Leo Basuki yang sudah purna tugas. Sementara manajer SDM dan umum dijabat Galih yang menggantikan Boy Sondakh.

Dan Galih disebut-sebut sebagai orang yang paling bertanggung jawab. Galih malah menyebut bahwa yang lebih tahu juga adalah penggantinya M Firdaus. Namun oleh M Firdaus pun diarahkan kepada Yan Ngaloh tenaga yang membidangi kesehatan untuk yang pensiunan dan pegawai PLN.

“Mungkin bisa ditanyakan ke pak Yan Ngaloh ya, dia lebih tepat,” elak Firdaus.

Ngaloh sendiri belum memberi jawaban meski sebelumnya mengaku masih akan mengkonfirmasi kepada Galih dan termasuk Firdaus.

Dia sendiri mengisi posisi yang ditinggalkan Galih namun telah berubah nama jabatannya dengan nama baru vice presiden pelayanan human capital regional Sulawesi.

Perubahan nama menurut Boy Sondakh, mantan Manajer SDM dan Umum PLN Wilayah Sultenggo yang dihubungi terpisah, itu terjadi pada 21 April 2021, dan dia sendiri diganti Galih pada 1 November 2019.

Kasus ini diduga terjadi rentang waktu 2019-2021 yang ditenggarai mencapai angka miliaran rupiah.

Menurut Bendahara Purna Karya Listrik Negara (Purlisna) yang juga Sekretaris Serikat Pekerja (SP) Manado Sammy Pontoluli, ada ratusan pensiunan dan pegawai yang dipakai namanya agar keluar tagihan dari PLN untuk Kimia Farma.

“Ini harus ditelusuri pihak berwajib,” kata dia.

“Bisa jadi pertanyaan kenapa pak Galih hanya mengizinkan salah satu apotek terbesar di Indonesia yang juga ada di Manado sementara vendor lokal diabaikan,” kata Sammy.

Dari data yang dirangkum Manadotoday.co.id menyebutkan, Galih ketika menjadi orang nomor 2 di PLN wilayah Sultenggo pernah mengarahkan agar semua obat jika pensiunan dan pegawai sakit harus di apotek Kimia Farma.

Hal ini diperkuat dengan pernyataan dua pensiunan yang mengaku bahwa muncul tagihan di atas Rp20 jutaan atas pembelian obat di apotek Kimia Farma. Tercatat keluar tagihan dari salah satu dokter berinisial C dari apotek tersebut.

“Padahal kedua pensiunan tersebut tidak berada di Manado dan tidak pernah berobat ke dokter di apotek dimaksud,” ungkap Sammy.

Sementara mantan GM Leo Basuki pun belum berkomentar apa-apa karena pesan pendek untuk dimintakan klarifikasi kasus di PLN semasa dia dan Galih, tidak dijawab. Leo sendiri digantikan Johanes Dartomo. (ram)