Danau Linow Resort, Dari Tak Mau Didatangi Hingga Paling Diminati

Tomohon, Danau Linow
Danau Linow, salah obyek wisata paling diminati di Kota Tomohon, bahkan Sulawesi Utara. Foto: Alfred Pakasi

TIDAK banyak orang yang tahu jika awalnya, lokasi Danau Linow Resort yang ada saat ini berpuluh-puluh tahun lalu adalah lokasi yang tidak mau didatangi orang.

Lokasi yang terletak di Kelurahan Lahendong Kecamatan Tomohon Selatan Kota Tomohon Provinsi Sulawesi Utara seperti disulap oleh Keluarga Korompis-Wewengkang menjadi lokasi wisata paling diminati di daerah ini.

Benar atau tidak, turis yang datang ke Kota Tomohon bahkan Sulawesi Utara mengaku tak lengkap jika tak mendatangi lokasi sekitar danau belerang itu.

Dari pengakuan Gregorius James Pengky Wewengkang, salah satu petinggi PT Karya Deka Alam Asri—pengelola Danau Linow Resort, untuk membangun lokasi sehingga jadi seperti saat ini tidaklah mudah dan butuh perjuangan panjang. Lokasinya pun awalnya tidak disukai orang karena dianggap daerah rawan yang konon menyimpan cerita mistis.

‘’Jangankan manusia, mengikat ternak sapi saja, pemiliknya tidak mau karena beberapa kali terjadi mati mendadak,’’ kata Pengky seraya mengatakan lokasi yang ada sekarang tidak dibeli sekaligus tapi secara bertahap dari beberapa pemilik lahan.

Pembangunan lokasi wisata bukan menjadi rencana awal pihak owner. Awalnya, hanya ingin dibangun lokasi permandian air panas keluarga. Dibangunlah bak mandi dan sarana pendukung lainnya. Hanya saja, seiring dengan perkembangan yang terjadi, banyak waega yang tertarik untuk mandi dan menikmati alam yang mulai terlihat bagus. Pengunjung yang makin hari makin banyak membuat antrean kendaraan yang panjang di sekitar lokasi.

Akhirnya, owner mengambil kesimpulan untuk membangun lebih untuk guna mengabulkan keinginan pengunjung sekaligus menambah pendapatan asli daerah. Tahun 2018 lalu, untuk melengkapi semua persyaratan termausk izin usaha, pembayaran pajak dan persyaratan lainnya, didirikanlah PT yang diberi nama Karya Deka Alam Asri.

Untuk memenuhi kunjungan yang makin banyak, ditambahlah fasilitas-fasilitas seperti yang ada saat ini. Dengan penambahan-penambahan fasilitas, tentunya harus dibarengi dengan tenaga untuk operasional usaha. Karyawan yang semuanya warga Kota Bunga Tomohon, terbanyak warga Kelurahan Lahendong terus ditambah. Tercatat, hingga saat ini ada 59 karyawan termasuk manajer yakni Andreas Dengen yang merupakan satu-satunya karyawan yang bukan warga Tomohon.

Pajak restoran maupun pajak retribusi dari usaha di Danau Linow Resort setidaknya membantu mendongkrak pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Tomohon. Ditutup sehari saja, akan banyak kerugian yang dialami oleh karyawan, pengunjung hingga pemerintah melalui PAD. Untuk itu, pengelola Danau Linow Resort meminta ada dukungan maupun bantuan pemerintah dalam penyelesaian masalah hukum yang disangkakan ke pengelola soal areal hutan lindung oleh Kejaksaan Tinggi Sulawesi Utara.

‘’Setidaknya, pemerintah memiliki data lokasi mana yang menjadi hutan lindung di Kota Tomohon. Karena, setahu kami, lokasi Danau Linow Resort bukanlah hutan lindung dan semuanya merupakan tanah pasini,’’ kata Pengky. (ardy)