Sulut Tuan Rumah Penyusunan RKA-KL Perkebunan Wilayah Indonesia Timur

RKA-KL
Wakil Gubernur Sulut Steven O.E. Kandouw, ketika menghadiri pelaksanaan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL) Tahun 2020 Wilayah Timur, yang dibuka Dirjen Perkebunan Kementan RI Kasdi Subagyono.

SULUT, (manadotoday.co.id) – Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dipercayakan sebagai tuan rumah penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL) Tahun 2020 Wilayah Timur, Rabu (4/9/2019).

Kegiatan yang dibuka Dirjen Perkebunan Kementan RI Kasdi Subagyono, dihadiri Wakil Gubernur Sulut Steven O.E. Kandouw.

Kandouw ketika memberikan sambutan dihadapan peserta dari 15 provinsi wilayah di Timur Indonesia ini, mengatakan bahwa sektor perkebunan tetap menjadi andalan Sulut.

Menurut Kandouw, walaupun sekarang PDRB Sulut memperlihatkan pariwisata dari 3 persen jadi 14 persen sumbangannya, namun secara defacto sektor perkebunan ini tempat menyadarkan diri hampir 700.000 masyarakat Sulut.

“Komunitas andalan kita ini adalah kopra, pala dan cengkeh. Kita penghasil kopra terbesar 20 tahun atau dua dekade berjalan,” ujarnya.

Namun lanjut Kandouw, tahun ini kopra paling rendah. Melihat realita sekarang ini semacam ada gerakan penolakan kelapa sawit tapi kenyataannya kopra juga ikut rendah. Sedangkan untuk komoditi pala yang ada di Sulut tercatat produk pala ada 60 persen. Berkaitan dengan hal tersebut, produk pala direject di Uni Eropa sebagai pembeli pala paling banyak.

Menyikapi kejadian tersebut, Kandouw menuturkan harus ada hubungan yang selaras antara pusat dan daerah.

“Program pemerintah pusat dan daerah berkaitan dengan perkebunan harus tetap digalangan,” tegas orang nomor dua di Sulut ini.

Lanjut Kandouw, pemerintah harus berpikir kedepan, harus ada solusi bagaimana kita harus mendrive para petani kearah hilirisasi. ini merupakan satu satunya jalan kita bisa meningkatkan hara-harga produk, nilai tukar petani maupun added value.

Sementara itu, terkait dengan kebakaran dan kekeringan yang melandah Indonesia khususnya Sulut, Kandouw meminta agar dalam pertemuan ini, masalah terkait kebakaran dan kekeringan ikut juga dibahas.

“Masalah yang ada didepan mata kita ini, yakni masalah kebakaran dan kekeringan. Ini mesti dibahas. Di Sulut pada ribut tentang kebakaran hutan, padahal yang saya saksikan kebakaran lahan. Lahan perkebunan lebih banyak terbakar dari pada lahan kehutanan. Mesti dipikirkan ini, RKA-nya juga. Paling tidak bantuan pompa air harus ditambah, sekaligus bor air dikalangan petani,” tegas Kandouw.

Sementara itu, Dirjen Perkebunan Kementan Kasdi Subagyono dalam sambutannya mengapresiasi keterlibatan Sulut sebagai tuan rumah pertemuan dan atas capaian kinerja RKA dari setiap anggota.

“Apresiasi kami Pak Wakil Gubernur, khususnya Sulawesi Utara juga termasuk. Dan seluruh dinas, pada umumnya tahun 2019 ini realisasi anggaran kita melonjak signifikan,” katanya. (ton)