Warga Minta Pemkab Minsel Buka Akses Jalan Poopo – Keroit

Akses jalan Poopo -Keroit yang tidak tuntas pengerjaannya
Akses jalan Poopo -Keroit yang tidak tuntas pengerjaannya

AMURANG, (manadotoday.co.id) – Sejumlah warga meminta Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) akan membuka kembali akses jalan Desa Poopo -Keroit, yang sudah pernah dirintis pada masa pemerintahan Bupati Ramoy Luntungan, namun terhenti pengerjaannya itu.

Hal ini dinilai penting sebab jalan yang menghubungkan Kecamatan Ranoyapo dan Kecamatan Motoling Barat, sekitar 7 kilometer panjangnya dapat menunjang ekonomi masyarakat.

“Jika akses jalan Poopo-Keroit dibuka tentu akan sangat menguntungkan masyarakat dalam memasarkan hasil bumi seperti Kopra, Padi dan hasil bumi lainnya di Pasar Poopo dan Tompasobaru,” ujar Hukum Tua Poopo Barat Ridel Merentek.

Selain itu menurut Merentek, keuntungan lainnya jika akses jalan Poopo-Keroit yang belum pernah tersentuh aspal ini dibangun, masyarakat akan dengan mudah menjangkau fasilitas pelayanan rumah sakit di Tompasobaru.

“Sebab jarak untuk ke Motoling lebih jauh apalagi ke Amurang,” katanya.

Jembatan yang tidak tuntas pengerjaannya
Jembatan yang tidak tuntas pengerjaannya

“Mudah-mudahan akses jalan penghubung Desa Poopo – Keroit ini akan diperhatikan Pemkab Minsel sehingga dijadikan skala prioritas pada APBD Perubahan tahun 2017 atau APBD Tahun 2018 ,” katanya lagi

Disisi lain Merentek juga menyayangkan pembangunan jembatan penghubung jalan Desa Poopo dan Keroit yang dibangun sekitar tahun 2006 namun tidak selesai, padahal sudah dianggarkan dalam APBD.

“Bangunannya hanya berupa talud pada kedua sisi sungai dan tidak dilengkapi dengan betonisasi penghubung. Sehingga ketika itu jembatan hanya terhubung dengan batang kelapa. Saat dikonfirmasi kepada instansi terkait dalam hal ini Dinas PU pada waktu itu, jawaban yang disampaikan bahwa anggaran tidak cukup sehingga tidak tuntas pembangunan jembatan tersebut. Sementara saat ini warga terpaksa harus menyeberangi sungai jika melewati jalan tersebut, sebab jembatan tidak bias digunakan, ” tukas Merentek.(lou)