Sherly Kalangi: SMA 1 Utamakan Kualitas, Siswa Kumabal Dikembalikan ke Orang Tua

Sherly Kalangi

MANADO, (manadotoday.co.id) – SMA Negeri 1 Manado menyatakan sudah siap jika sekolah tatap muka dibuka pada Januari 2021, tentu dengan syarat mendapat izin dari pemerintah serta kesediaan orang tua murid merelakan anaknya belajar di sekolah.

“Kami sudah siap dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Banyak masalah yang terjadi ketika sekolah dengan belajar daring,” kata Kepsek SMAN 1 Manado Sherly Kalangi usai merayakan hari Guru Nasional ke 27 Rabu kemarin.

Dikatakan, sekolah daring banyak menemui kendala terutama kesiapan murid murid dalam belajar. Sebab, hasil evaluasi banyak murid yang tidak serius belajar daring sehingga mendapat teguran keras. Bahkan pihak sekolah tidak segan-segan mengembalikan anak didik kepada orang tuanya jika mereka tetap tidak serius belajar daring.

“Ada orang tua yang menginginkan anaknya mendapat nilai baik, sementara hasil pemantauan tidak pernah belajar serius,” katanya.

Sherly memastikan, pihaknya tidak memberikan tolerasi kepada anak didik yang tidak belajar dengan baik.

“Kami tidak mengutamakan kuntitas, tetapi kualitas anak didik. Mau jadi apa SMAN 1 kalau memberikan tolerasni kepada anak-anak kumabal. Kalaju dikasih kelonggaran, pasti yang lain menuntut. Makanya lebih baik ikut aturan, tidak serius belajar langsung dikembalikan kepada orang tua,” tegasnya.

Bagi Kalangi, di masa Pandemi Covid-19 yang memaksa murid belajar dari rumah melalui internet, peran orang tua sangat dibutuhkan. Sebab, anak-anak didik ada bersama orang tua, maka mereka wajib mengawasi bahkan kalau perlu mendapingi.

Diakui banyak orang tua yang sibuk bekerja sehingga anak-anak tidak terkontrol. Tetapi tugas orang tua tidak hanya cari uang, tetapi paling utama adalah mempersiapkan masa depan anak-anaknya lewat pendidikan.

“Makanya perlu perhatrian serisun dengan menyisahkan watu yang lebih banyak mendapingi anak-anak belajar,” katanya lagi.

Tentang Propgram Indonesia Pintar (PIP) dari Kementrian Pendidikan dan Kebudyaan, Kalangi mengatakan ada 165 siswa SMAN 1 yang ikut program tersebut.

“Namun kebanyakan orang tua dan murid hanya mau uangnya saja tetapi malas mengurusnya. Padahal mereka cukup ambil keterangan di sekolah dan langsung dibawah ke bank karena uang akan ditransfer langsung ke rekening siswa,” katanya.

Selain itu, ada juga program bantuan bagi siswa dari daerah kepulauam seperti Talud dan Tahuna.

“Ada 65 siswa yang mendapat bantuan daerah kepulauan. Semua keperluan mereka dipenui, termasuk ketika mereka mau pulang ke daerah, semuanya dibiaya,” jelas Kalangi meyakinkan. (*)