Selain Sumber Kalsium, Ternyata Susu Juga Bermanfaat Cegah Penyakit Jantung

Selain Sumber Kalsium, Ternyata Susu Juga Bermanfaat Cegah Penyakit Jantung (foto: Pixabay)

MANADOTODAY.CO.ID – Setelah mempelajari informasi kesehatan dari dua juta orang Inggris dan Amerika, para ilmuwan menemukan bahwa orang-orang dengan mutasi yang memungkinkan mereka untuk mengonsumsi susu dalam jumlah besar tidak terlalu rentan terhadap penyakit jenis kardiovaskular.

Segelas susu setiap hari dapat secara signifikan mengurangi risiko menderita penyakit jantung koroner sebesar 14 persen serta memiliki kadar kolesterol yang lebih rendah, menurut sebuah studi global baru.

Penemuan baru ini muncul saat semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa produk susu sebenarnya baik untuk kesehatan. Penelitian sebelumnya telah menyimpulkan bahwa produk susu itu buruk.

“Kami menemukan bahwa di antara peserta dengan variasi genetik yang kami kaitkan dengan asupan susu yang lebih tinggi, mereka memiliki Indeks Massa Tubuh (BMI) dan lemak tubuh yang lebih tinggi, tetapi yang penting memiliki tingkat kolesterol baik dan jahat yang lebih rendah,”ungkap Profesor Vimal Karani, penulis utama dan ahli gizi di University of Reading dikutip dari Daily Mail, Selasa (25/5/2021).

“Kami juga menemukan bahwa mereka yang memiliki variasi genetik ini memiliki risiko penyakit jantung koroner yang lebih rendah secara signifikan. Semua ini menunjukkan bahwa mengurangi asupan susu mungkin tidak diperlukan untuk mencegah penyakit kardiovaskular,”katanya lagi.

Ketika mereka mengumpulkan data dari Penelitian Biobank Inggris, British Birth Cohort, serta Kesehatan dan Pensiun dari AS, para ilmuwan menemukan mereka yang minum lebih banyak susu memiliki kadar lemak darah yang lebih rendah.

Namun, penulis menemukan bahwa peminum susu umumnya memiliki BMI yang lebih tinggi dibandingkan dengan peminum non-susu.

Tim yang merupakan gabungan dari University of Reading, University of South Australia, Southern Australian Health and Medical Research Institute, University College London, dan University of Auckland tersebut mengambil pendekatan genetik untuk penelitian terkait konsumsi susu ini.

“Meskipun obesitas, diabetes, dan kondisi lain yang memengaruhi metabolisme juga terkait dengan konsumsi produk susu yang berlebihan, namun tidak ada bukti asupan susu yang lebih tinggi meningkatkan kemungkinan diabetes,”kata Prof Karani.

Temuan baru ini dipublikasikan di International Journal of Obesity.(*/ryan)