BUMDes Diminta Talangi Biaya Pra Panen Petani Cengkih

pohon cengkih kering, cengkih kering
BUMDes Diminta Talangin Biaya Pra Panen Petani Cengkih

MANADO, (manadotoday.co.id)  – Guna mengatasi kesulitan petani cengkih yang akan melakukan panenraya di tahun 2020 ini, Gubernur Sulut Olly Dondokambey diminta untuk membantu petani yang membutuhkan biayapra Panen. Caranya dengan memberdayakan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Salah satu petani cengkih asal Sonder, Drs Eddy Sepang yang juga Ketua KUD Wenang Manado mengatakan, masalah yang dihadapi petani cengkih adalah biaya prapanen. Sebab, panen raya cengkih segera dimulai di beberapa daerahs entra produksi Sulawesi Utara.

Biaya prapanen tersebutant aralain pembuatan tangga yang terbuat dari bamboo, hingga biaya buruh petik yang harus dibayar setiap minggu. Bagi petani yang memiliki modal tentu tidak masalah, tetapi petani berpenghasilan pas-pasan tentu menjadi masalah soal biaya prapanen dan pasca panen ini.

“Pemerintah Daerah perlu turun tangan membantu petani untuk menyiapkan permodalan yang jika dihitung tidak terlalu besar. Yaitu untuk pembuatan tangga dan biaya buruhpetik,”kata Eddy Sepang.

Dikatakan, pihaknya sudah mengusulkan kepada Gubernur Sulut Olly Dondokambey agar pemerintah hadir di tengah kesulitan petani. Caranya memberdayakan Dana Desa lewat Badan Usaha Milik Desa (BUMDES).

Artinya, BUMDES menalangi dulu permodalan sediktinya Rp 1 – Rp 1.5 juta untuk biaya panen dan pra penen dan pasca panen, tentu dengan jaminan buah cengkih. Apalagi setiap minggu petani harus membayar buruh pemetik, belum lagi membiaya penjemuran, pengadaan terpal, karung dan lain-lain, dimana semuanya butuh biaya.

”Dari pada petani terjerat dengan harga yang mencekik leher, apa tidak sebaiknya BUMDES memberikan talangan modal,”kata Edy Sepang, mantan Ketua Puskud Sulut.

Direktur Operasional PD Pembangunan Sulut ini mengatakan, Pak Gubernur sudah setuju untuk membantu petani.

“Kami sudah rapat dengan asisten II, Karo Keuangan dan PT Bank sulutGo membahas soal pemberian talangan kepada petani,”kata lelaki murah senyum dengan nada meyakinkan.

Dikatakan, Pemprov Sulut telah menyurat kepada para Bupati agar menalokasikan Dandes lewat BUMDES untuk membantu permodalan petani cengkih agar tidak terjerat praktek ijon. Kepala Desa cukup memberikan rekomendasi kepada petani bahwa punyacengkih yang akan dipetik. Rekomendasi itu dibawa ke BUMDes, tentu syarat dan ketentuan berlaku.

“Kasihan petani, mereka perlu dibantu apalagi di masa Pandemi Covid-19 ini,”kata mantan wakil ketua BPS GMIM dari unsur Syamas.

Lebih jauh Sepang yang juga mantan Bendahara INKUD ini memaparkan, musim panen cengkih merupakan berkah bagi Sulawesi Utara. Ekonomi bergeliat karena banyak uang yang akan beredar di daerah ini.

“Bahkan ASN yang kini lebih banyak di rumah bisa jadi buruh pemetik karena upahnya lumayan, Rp 5000/liter. Jika setiap hari bisa petik 50 liter, maka pengasilannya Rp 250.000. Lumayan dan ekonomi bergairah karena ada panen cengkih. Ini berkat untuk daerah kita yang diberikan Tuhan, maka bersyukurah,”ujar lekaki yang masih energik di usia 76 tahun dan selama 40 tahun menjadi PelayanKhusus (Pelsus). (meldi s)