Wagub Sulut: Regulasi Pengelolaan Bunaken Harus Diatur Ulang

Bunaken , Taman Nasional Bunaken,  Steven Kandouw, SULUT, (manadotoday.co.id) – Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Steven Kandouw, menegaskan, regulasi terkait dengan pengelolaan Taman Nasional Bunaken (TNB ) harus diatur ulang. Hal itu disampaikannya, ketika membuka Workshop TNB, yang digelar di Grand Kawanua Internasional City (GKIC), Selasa (15/3/2016).

Diungkapkan Kandouw pula, dirinya menyayangkan penanganan TNB selama ini yang dinilai masih kontroversi. Sebab, semua itu terjadi lebih disebabkan manajemen vertikal diantara sesama Departemen terkait di pusat yang tidak pernah ketemu. Belum lagi adanya ego sektoral.

“Kedepan regulasi terkait dengan pengelolaan TNB harus diatur ulang. Mengingat kawasan ini memiliki potensi sumber daya alam yang cukup menjanjikan, karena memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi dan secara umum memiliki tiga fungsi strategis yaitu pelestarian keanekaragaman hayati pesisir dan laut, mendukung kehidupan dan penghidupan masyarakat setempat serta pengembangan pariwisata alam,” terang Kandouw.

Kata dia lagi, guna mengoptimalkan manfaat ketiga fungsi tersebut, maka mutlak dibutuhkan pola pengelolaan secara terpadu yang melibatkan lintas sektoral dalam konteks pengembangan dan pelestarian TNB. Lanjutnya, kewenangan pengelolaan kawasan TNB saat ini berada dibawah tanggungjawab Balai Taman Nasional Bunaken (BTNB) yang merupakan UPT dari Dirjen Konservasi SDA dan Ekosistem Kementerian LH dan Kehutanan RI.

“Kalau selama ini bunaken hanya menjadi subjek bukan objek, akan tapi kedepan bunaken tidak hanya menjadi subjek melainkan kedua-duanya objek dan subjek pariwisata,” tukas Kandouw.

Ia menambahkan, sesuai visi misi pemerintahan kami yaitu “Sulut Yang Berdikari”, yang membangun karakrer dan potensi wisata, maka secara komprehensif pariwiata menjadi primadona dan bunaken menjadi entri poin.

“Kami sudah tetapkan bunaken menjadi entri poin pariwisata Sulut dan pemerintahan kami akan lebih akrab dengan sektor pariwisara ini ketimbang sektor pertambangan,” jelas Kandouw, sembari menyatakan, diminta kepada stakehorlder terkait yang duduk bersama dalam workshop kali ini, akan melahirkan pemikiran, informasi, ide, gagasan serta kritik yang membangun demi terwujudnya bunaken yang cerah serta menjadi idola Sulut dan Indonesia.

Sedangkan Kepala BTNB Ari Subiantoro mengatakan, setiap tahun kujungan wisatawan ke taman nasional bunaken terus menurun. Hal ini disebabkan pengelolaannya dianggap belum maksimal karena masing-masing stakeholders terkait masih jalan sendiri-sendiri.

“Mudah-mudahan lewat forum ini dapat merumuskan model pengelolaan yang lebih baik lagi, serta lebih betanggungjawab, sehingga kedepan pengelolaan TNB akan lebih terbuka,” ujarnya sembari menambahkan sampah yang berada di lokasi objek wisata dipulau bunaken berasal dari tujuh sungai yang ada di kota Manado.

Turut hadiri pada kegiatan itu, Instansi terkait Kabupaten/Kota se- Sulut, Asisten Ekonomi dan pembangunan Drs Sanny Parengkuan MAP, Kadis Kehutanan Ir Herry Rotinsulu, Kadis Kelautan dan Perikan Ir Ronald Sorongan serta Karo SDA Dr. Frangky Manumpil. (ton)