Tarian Perang Suku Tonsawang Minahasa Tenggara Perlu Dilestarikan

TOMBATU, (manadotoday.co.id) – Tarian
Masayow merupakan Tarian Perang Anak Sduku Tounsawang yang biasa
ditampilkan pada penyambutan
pemerintah dan tamu dari luar suku Tounsawang.

Tarian Masayow ini terakhir dikembangkan pada tahun 1970. Namun dengan tekad dan semangat para pemerhati budaya di Tombatu akhirnya setelah hilang 45 tahun silam tarian ini sekarang dimunculkan kembali oleh Sanggar Platon, Desa Tombatu Satu Kecamatan Tombatu pada Hari Natal pada 25 Desember 2015.

Masyarakat yang menyaksikan tarian Masayow merasa sangat bersukacita.

“Kami sungguh merasa bangga karena
adat yang telah hilang bisa ditampilkan kembali,” ujar Pemerhati Budaya Tounsawang Elias Pangemanan SPd.

Sebagai Anak Suku Tounsawang, pihaknya sangat mendukung upaya pelestarian tarian ini.

Sementara Julius EA Tiow selaku Pembina Sanggar Platon dan juga sebagai Tokoh Adat Minahasa Tenggara, sangat memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Mitra yang sangat mendukung adat istiadat seperti ini untuk terus dikembangkan.

“Tarian ini merupakan salah satu gagasan kami untuk kembali dilestarikan, sebab zaman sekarang ini banyak generasi muda sudah mulai melupakan adat dan istiadat termasuk tarian anak suku Tounsawang berupa tarian Masambow dan Masayow. Kalau tarian seperti ini di tiap desa ada, maka saya yakin ke depan Anak Suku Tounsawang akan menjadi daerah yang mampu mengembangkan budaya dan adat istiadat,” ujar mantan anggota DPRD Mitra ini.(ten)