15 Mahasiswa dari Sejumlah Universitas Telusuri Kisah Leluhur Minahasa di Bukit Kasih Kanonang

15 Mahasiswa dari Sejumlah Universitas Telusuri Kisah Leluhur Minahasa di Bukit Kasih Kanonang

MANADO, (manadotoday.co.id) – Rombongan Program Pertukaran Mahasiswa yang berjumlah 15 orang dari berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia belum lama ini mengunjungi Lokasi Wisata Sejarah Sulawesi Utara (Sulut) di Bukit Kasih, Desa Kanonang, Minahasa.

Dipimpin Dosen Universitas Katolik De La Sella Manado, rombongan Mahasiswa ini sedang meneliti cerita rakyat tentang To’ar dan Lumimu’ut yang merupakan leluhur Suku Minahasa.

Para mahasiswa ini sedang menjalani Program Kementerian DiktiRistek RI lewat pertukaran mahasiswa menelusuri lintas budaya kisah Leluhur Suku Minahasa yaitu hunian terakhir To’ar dan Lumimu’ut.

Mereka melakukan pendataan maupun mendokumentasikan baik secara rekaman video serta mewawancarai masyarakat setempat tentang mengapa Bukit Kasih ini terdapat wajah dan patung To’ar dan Lumimu’ut.

Salah seorang warga Desa Kanonang Kolonel Purnawirawan yaitu DR Adam Panto SH, MH menjelaskan, menurut cerita rakyat, ibu kandung To’ar dan Lumimu’ut diyakini menurunkan keturunan Suku Minahasa dan merupakan suku terbesar bahkan pertama yang mendiami tanah Sulut ini.

“Leluhur Suku Minahasa si To’ar dan Lumimu’ut itu awalnya datang dari seberang lautan yaitu Mongolia, singkat cerita mendarat terdampar di Pantai Likupang kemudian oleh pemuka setempat bernama Karema menikahkan mereka berdua di Likupang. Setelah si To’ar berada di bumi Kawanua ini, konon militansinya menjadi hebat bahkan ilmu perbintangan konon ditemukan di tanah Suku Minahasa ini, termasuk ketika dia mendapat firasat akan terjadi bencana besar di daratan rendah maka To’ar dan Lumimu’ut menempati lokasi ketinggian di sini, dan setelah firasat bencana besar terjadi maka yang bertahan hidup hanyalah mereka berdua dan beranak cuculah menjadi Suku Minahasa,”jelas Panto.

Akhirnya lokasi ini (Bukit Kasih) dicatat sebagai tempat wafatnya To’ar dan Lumimu’ut diusia sekitar 80-an. Meskipun kerangka dua leluhur Minahasa tersebut konon di bawah keluar untuk dimakamkan dan hingga sekarang masih ditelusuri oleh para peneliti untuk lokasi pemakamannya.

Bukit Kasih sendiri mulai dibangun saat Gubernur Sulut Drs A.J. Sondakh menjabat. Wajah To’ar dan Lumimu’ut diukir langsung oleh seniman yang didatangkan khusus dari Bali. Di lokasi wisata sejarah ini juga dibangun rumah ibadah dari berbagai golongan agama. Rumah ibadah ini dibangun berdekatan sebagai simbol perdamaian.(*)

Laporan: Adam Panto