MANADO, (manadotoday) – Eks petinju amatir dan profesional Sulut Frangky Mamuaya juga ikut berduka dengan kepergian Tito Sumampouw.
“Turut berduka cita atas meninggalnya om Tito,” kata Frangky, yang terakhir di amatir menggaet medali perunggu di Asian Games Beijing 1990.
Tak banyak yang tahu kalau pada 1998, saat perebutan gelar juara PABA kelas super bantam antara Frangky Mamuaya vs Ahmad Fandy (Dhori Gym Malang), ada nama Tito juga di balik gelaran skala internasional itu.
Tito di ajak menjadi co-promotor oleh promotor beken asal Tondano Tourino Parengkuan yang dikenal Tourino Tidar.
Saat itu, Tourino menyebut bahwa dia ingin agar Tito bisa ikut mengangkat tinju profesional tanah air. Selain tentunya bantu petinju Sulut. Tito sendiri meninggal di Jakarta dampak dari virus Covid 19.
“Saya masih ingat karena itu pertandingan di profesional dalam negeri. Om Turino dan om Tito banyak mengsuport waktu itu. Setelah itu saya dibawa pak almarhum Willy Lasut bertanding di Filipina, bahkan Mexico dan AS,” kata Frangky yang kini adalah staf Dispenda Provinsi Sulut.
Frangky sendiri pernah meraih perunggu di Kings Cup Thailand dan juara Asian junior di Pakistan. Juga emas pada kejuaraan Baltik di Jerman.
Ikut mendampingi Frangky di ajang PABA tokoh tinju Jatim asal Manado Buce Koyongian dengan pelatih Ary juga penulis sendiri. Frangky di suport langsung mantan birokrat Sulut Drs R.V Pepah.
Pada pertandingan 27 Juni 1998 di Istora Senayan tersebut, Frangky turun di partai kedua.
Partai pertama mempertemukan petinju Thailand Sukhbayar Nemekbayar vs Cheppy Holman (Indonesia) di kelas ringan juga di PABA. Sedangkan partai utama mempertemukan Yani Malhendo vs Ippo Gala pada perbaikan penantang pada level WBC internasional kelas bantam super.
Pada event tinju profesional itu, almarhum Tito bahkan ikut menyemarakkan suasana dengan membawakan lagu di atas ring.
“Selamat jalan om Tito,” kata Franky, petinju kelahiran Manado 12 Desember 1970 itu.(RM)
