RATAHAN, (manadotoday.co.id) – Erupsi Gunung Soputan di Minahasa Tenggara (Mitra) pada Minggu (16/12/2018) lalu, meninggalkan kesedihan bagi warga Tombatu Raya. Tebalnya material abu telah merusak berbagai jenis tanaman holtikultura, yang ada di daerah tersebut.
Wakil Bupati Mitra Drs Joke Legi menuturkan, menyangkut erupsi Gunung Soputan, yang sementara ini aktifitasnya menurun, pemerintah tetap siaga. Kurang lebih baru dua kecamatan yang lahan pertaniannya terkena dampak, khususnya tanaman holtikultura, seperti tomat, rica, ketimun dan jagung.
“Untuk itu kami sementara dalam pendataan berapa yang rusak parah, rusak sedang dan rusak ringan. Agar nanti kalu sudah ada data yang valid, kami akan berikan bantuan melalui dinas terkait.”kata wabup, Selasa (18/12/2018).
Namun dilain pihak, sangat disayangkan pernyataan Kepala Kecamatan Tombatu Utara Arnold Mokosolang saat dimintai penjelasan terkait dampak abu vulkanik terhadap pertanian masyarakat yang terancam gagal panen itu. Ia enggan bicara banyak terkait pertanyaan wartawan.
“Saya no coment, silahkan turun ke kelapangan dan cek sendiri, saya tidak tahu.”kata Mokosolang .
Sebelumnya, sejumlah warga mengeluhkan soal dampak gunung erupsi ini. Salah satu petani asal Tombatu, Jeki Manengal menuturkan, tanaman tomat dan vabe serta tanaman lainnya yang semestinya dipanen akhir bulan Desember, gagal panen.
“Rencananya kami akan memanen di akhir bulan ini, tapi apa boleh buat alam berkehendak lain,” ujarnya.
Dampak ini membuat para petani di daerah ini merugi. Mereka bermohon agar pemerintah memberikan bantuan berupa bibit.
“Sudah putus modal, kami hanya bermohon ada bantuan dari dinas terkait, dalam hal ini bibit baru untuk kami tanam,” kata Kiki Tompunu petani asal Tombatu yang juga mengalami gagal panen.
“Petani juga berharap bantuan yang nantinya diberikan pemerintah sesuai data agar supaya penyaluran supaya tepat sasaran,”pintanya.(ten)
