SULUT. (manadotoday.co.id) – Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Steven O.E. Kandouw menegaskan, menjadi salah satu program prioritas Pemprov Sulut yakni penurunan angka stunting.
Menurut Kandouw, komitmen itu dilakukan dengan melakukan kolaborasi bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulut, tentang penurunan stunting tetap jalan terus.
“Kebetulan saya ketua tim percepatan penurunan stunting. Jadi kegiatannya akan lebih masif lagi tahun ini,” ujarnya.
Menurut Kandouw, penurunan stunting ini menjadi perhatian langsung Presiden Ir. Joko Widodo (Jokowi) di setiap kegiatan.
“Ada dua kegiatan yang selalu dievaluasi dan dimonitor Presiden Jokowi disetiap rapat koordinasi. Yaitu inflasi dan stunting. Jadi tidak boleh lalai dalam penurunan stunting,” tuturnya.
“Makanya tahun ini Pemerintah Provinsi Sulut akan membuat kegiatan penurunan stunting itu di Boltim. Karena tahun lalu di Kabupaten Boltim itu ada kenaikan,” lanjutnya.
Kandow meminta komitmen pemerintah kabupaten/kota dalam penurunan stunting. Karena pengalaman tahun lalu dana dari APBD dan APBN kurang terserap.
“Karena strateginya dan implementasi kegiatan di lapangan di kabupaten/kota kadang-kadang kurang optimal. Jadi jangan heran Pak Tino (Kepala BKKBN Sulut) sudah berjuang supaya dapat APBN, tapi enggak ada kegiatannya dari kabupaten/kota masing masing,” terangnya.
“Saya mengimbau pemerintah kabupaten/kota, seluruh ketua tim penanganan stunting ini fokus, begitu juga badan anggaran. Supaya masalah ini yang jadi masalah nasional, di Sulawesi Utara di 15 kabupaten/kota tidak main-main, tidak setengah-setengah dalam bekerja,” ujarnya.
Sementara Kepala Kantor Perwakilan BKKBN Sulut, Diano Tino Tandaju mengaku bergembira karena akselerasi penurunan stunting dapat dukungan dari wagub, para asisten, perangkat daerah di pemerintah provinsi.
“Harapan kami nanti, kegiatan kita kemas dalam bentuk safari stunting. Jadi dalam waktu dekat kami sudah melapor ke pak Wagub bahwa nanti daerah yang pertama kita akan tujuh adalah Kabupaten Boltim. Karena Boltim terjadi kenaikan kasus pada tahun 2022,” ungkapnya.
Kata dia, wakil bupati/wakil wali ota akan mempresentasi tentang hasil di 15 Kabupaten kota, kolaborasi dengan Bappeda.
“Dengan bergabungnya TNI kita optimis bahwa akhir tahun 2023 angka stunting akan turun dari 14 persen menjadi 12 persen di Sulut. Jadi tetap semangat,” tandasnya. (ton/*)