Siapkan Rumah Singgah, Gubernur Olly Harap Tidak Sempat Digunakan Sampai Covid-19 Reda

foto 1
Gubernur Olly Dondokambey didampingi Sekdaprov Edwin Silangen dan sejumlah pejabat Pemprov Sulut, ketika meninjau rumah singgah di Jalan Teterusan Mapanget, Kabupaten Minahasa Utara (Minut).

SULUT, (manadotoday.co.id) – Pemprov Sulawesi Utara (Sulut) dibawah pimpinan Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven O.E. Kandouw (OD – SK), menyiapkan rumah singgah sebagai tempat isolasi alternatif bagi masyarakat yang datang dari luar daerah ke Sulut, terlebih bagi yang berstatus orang dalam pengawasan (ODP).

Menurut Olly, menyiapkan rumah singgah sebagai tempat isolasi bagi orang yang datang dari luar sudah menjadi kewajiban bagi Pemerintah. Untuk rumah singgah di Sulut, terletak di Jalan Teterusan Mapanget, Kabupaten Minahasa Utara (Minut).

“Saya sudah meninjau bangunan, sarana dan prasarana yang ada di Mapanget, pusat krisis kesehatan, yang akan kita persiapkan untuk nanti menjadi tempat rumah singgah bagi saudara-saudara kita yang datang dari luar daerah, yang setelah kita evaluasi, kita perlu lakukan pemeriksaan awal,” ungkap Olly.

foto 2
Gubernur Olly Dondokambey didampingi Sekdaprov Edwin Silangen dan sejumlah pejabat Pemprov Sulut, ketika meninjau rumah singgah di Jalan Teterusan Mapanget, Kabupaten Minahasa Utara (Minut).

Selain di Mapanget, ada beberapa lokasi yang menjadi lokasi rumah singgah yang disiapkan Pemprov.

“Yang kita persiapkan ada beberapa tempat rumah singgah di Sulawesi Utara. Yang sudah siap beroperasi ada tiga, dengan kapasitas kamar sampai 250 kamar,” sambungnya.

Namun diharapkan Olly, rumah singgah yang sudah dipersiapkan pemerintah tidak bakal digunakan semuanya sampai pandemi Covid-19 reda sama sekali.

“Mudah-mudahan tempat yang sudah pemerintah siapkan ini tidak sempat digunakan. Kita berdoa bersama-sama semoga penyebaran Virus Corona di Sulut tidak meluas,” harapnya.

Sebagai upaya persiapan, Olly sudah menyurat ke Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan.

foto 3
Gubernur Olly Dondokambey didampingi Sekdaprov Edwin Silangen dan sejumlah pejabat Pemprov Sulut, ketika meninjau rumah singgah di Jalan Teterusan Mapanget, Kabupaten Minahasa Utara (Minut).

“(Rumah singgah) tetap harus kita siapkan, dan kita sudah menyurat ke Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan untuk memanfaatkan sarana-sarana mereka yang ada di Provinsi Sulut. Kita harus siap dan tanggap,” ungkap Gubernur.

Pemerintah mengharapkan, masyarakat turut mendukung program pemerintah.

“Kita bekerja bersama-sama, kita saling menjaga. Karena tidak mungkin kita berhasil melawan Virus Corona kalau tidak ada kerjasama masyarakat dan pemerintah,” katanya.

Olly menambahkan, pemerintah melakukan pembatasan-pembatasan.

“Kita lakukan pembatasan-pembatasan supaya Virus Corona tidak melebar. Memang sebagian besar atau 80 persen pasien yang terkena Virus Corona ini ada riwayat perjalanan dari luar Sulawesi Utara jadi artinya virus ini tidak muncul sendiri dari masyarakat kita. Perlu masyarakat ketahui, awal mula virus ini muncul di China, semua turis sejak 20 Januari 2020, tidak datang lagi ke Sulut. Pemerintah pusat secara resmi mengumumkan pada tanggal 5 Februari tapi di Sulut sudah sejak 20 Januari tidak menerima turis lagi. Ada yang sudah datang sebelum itu, tapi sudah kembali pulang dan sampai sekarang sudah tidak ada lagi,” sambungnya.

foto 4
Gubernur Olly Dondokambey didampingi jajaran Forkopimda, Sekdaprov Edwin Silangen dan sejumlah pejabat Pemprov Sulut, ketika meninjau rumah singgah di Jalan Teterusan Mapanget, Kabupaten Minahasa Utara (Minut).

Pemerintah juga berusaha melakukan pembatasan arus masuk Sulut.

“Kita juga sudah meminta kepada Dirut Garuda, untuk satu bulan ke depan paling tidak frekuensi penerbangan kita kurangi. Biasa 14 kali dalam seminggu, jadi 4 kali seminggu. Begitu juga Lion Air Group, semua dikurangi. Dan ada satu syarat juga bahwa pesawat yang datang ke sini tidak boleh memuat penuh kursi penumpang dalam pesawat, paling tidak separuh yang terisi kursinya. Dan lakukan cek dan ricek sebelum terbang,” ungkap Gubernur.

Terkait alat pelindung diri (APD), dan rapid test, sedang dilengkapi semua oleh pemerintah.

“Agar supaya tidak semua kekurangan kita harus ambil lagi di Jakarta. Inilah satu kendala sehingga kenapa penerbangan tidak bisa kita tutup. Kita masih gunakan untuk mengangkut hasil swab ke Makasar dan Jakarta. Kalau tidak, kita tidak akan tahu berapa banyak yang terpapar Covid-19 di Sulut,” imbuhnya.

Ditambahkan Gubernur, Pemprov sementara bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan terkait pengadaan laboratorium.

“Pak Menteri sudah setuju ada dua laboratorium yang akan beroperasi di Sulut. Satunya di RSUP Prof Kandou, dan yang satunya lagi di laboratorium Kementerian Kesehatan (yang ada di Sulut). Mudah-mudahan sudah bisa digunakan, sehingga kita bisa membatasi hal-hal lain yang masuk ke Provinsi Sulut,” tambahnya.

Seluruh rakyat Sulut pun diajak untuk bersatu-padu dan melupakan kepentingan pribadi maupun golongan.

“Saya mengajak seluruh rakyat Sulut untuk bersatu-padu, mengesampingkan kepentingan kita, seluruh aparat dan stakeholder yang ada di Sulut, baik bupati, walikota dan seluruh rakyat, kita bersatu menghadapi tantangan yang ada saat ini yaitu menghadapi Virus Corona,” tegasnya.

Saat meninjau rumah singgah di Teterusan Mapanget, Gubernur mengatakan, tempat tersebut siap dipakai, tetapi tidak benar-benar ‘digunakan’ sebagai tempat isolasi alternatif bagi masyarakat yang berstatus orang dalam pengawasan (ODP).

Gubernur optimis, dengan dukungan dan doa dari masyarakat Sulut, penyebaran Virus Corona dapat dihentikan sehingga semua warga dapat beraktivitas kembali seperti sebelum pandemi Covid-19.

“Kantor pusat penanggulangan krisis kesehatan yang kita persiapkan sebagai rumah singgah saudara-saudara kita yang datang dari luar daerah yang setelah kita evaluasi perlu mendapat pemeriksaan awal. Mudah-mudahan kamar yang sudah disiapkan ini tidak sempat digunakan. Karenanya kita doakan supaya Virus Corona ini tidak menyebar,” ujarnya.

Sebagaimana diketahui, kedatangan orang nomor satu di Sulut ke rumah singgah untuk memastikan kelayakan dan kesiapan rumah singgah sebagai tempat isolasi. Rumah singgah di kantor penanggulangan krisis kesehatan telah memenuhi protokol kesehatan penanganan Covid-19. Fasilitas dengan 30 kamar ini telah dilengkapi tempat tidur dan fasilitas lainnya baik halaman, kamar mandi, dapur, hingga gudang.

Selain rumah singgah di Kantor Penanggulangan Krisis Kesehatan, Mapanget, Pemprov Sulut juga menyiapkan rumah singgah lainnya yang siap digunakan, diantaranya kantor Diklat Maumbi dengan kapasitas 100 kamar, Kantor Bapelkes 270 kamar, Asrama Haji Tuminting 300 kamar dan LPMP Sulut 40 kamar. (advetorial)