“Potensi Sumber Daya Kelautan Belum Sepenuhnya Dinikmati Rakyat”

Sumber Daya Kelautan , Sulawesi Utara, DR. Sinyo Harry Sarundajang, SHS,Kelautan , deklarasi bunaken 1998
(foto: pixabay)

SULUT, (manadotoday.co.id) – Potensi sumber daya kelautan di Indonesia khususnya di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), belum sepenuhnya dinikmati masyarakat. Hal itu disampaikan Gubernur Sulut DR. Sinyo Harry Sarundajang (SHS).

“Rakyat Indonesia khususnya di Sulut belum sepenuhnya merasakan dan menikmati kesejahteraan yang berasal pengelolaan sumber daya kelautan (potensi maritim,red). Hal ini juga lantaran masih terbawah dengan pola berpikir lama yaitu mengandalkan sumber daya di daratan,” ujar SHS, di seminar Nasional Kelautan dan Perikanan di Sintesa Peninsula Hotel Manado.

Dia katakan, saat ini kita harus tinggalkan pola berpikir seperti itu. Pasalnya, potensi sumber daya yang ada didaratan banyak yang sudah tercemar dengan berbagai polusi dan laut kini menjadi alternatif.

Dijelaskan SHS, munculnya deklarasi bunaken 1998 semakin menegaskan laut merupakan peluang, tantangan dan harapan untuk masa depan rakyat Indonesia. Selanjutnya Tahun 2009 di Kota manado Provinsi Sulut, dikumandangkan pula komitmen dunia terhadap pengelolaan sumber daya pesisir, laut dan pulau-pulau yakni Manado Ocean Declaration (MOD), CTI Leader’s Declaration dan Manado Communique melalui pelaksanaan World Ocean Conference (WOC), Coral Triangle initiative (CTI) Summit dan World Coral Reef Conference (WCRC).

“Potensi sumber daya kelautan ibarat raksasa yang masih tidur dan perlu dikelola dengan baik agar masyarakat bisa menikmatinya akan hasil-hasilnya. Karena itu dengan konsep blue ekonomi, kini menjadikan laut sebagai pilar pertumbuhan ekonomi harus wujudkan itu,” tandas SHS.

Hal senada juga diutarakan Rektor Unsrat Prof DR Ellen J Kumaat. Perhatian terhadap isu kelautan semakin besar sejak dilaksanakan WOC dan CTI Summit 2009 lalu, serta WCRC yang diinisiasi Gubernur Sinyo Harry Sarundajang.

“Berbagai iven internasional tersebut telah membuka mata dunia terhadap pengelolaan potensi kemaritiman secara konprehensif. Berbagai isu seperti pengembangan pariwisata, sumber energy, ketahan pangan, perubahan iklim dan transportasi berbasis kelautan semakin mendapat perhatian,” ujar Kumaat.

Ia menambahkan, Unsrat akan tampil terdepan meningkatkan kapasitas pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat untuk mewujudkan pengelolaan sumberdaya laut yang berkelanjutan.

“Unsrat menetapkan fokus penelitian pada pengelolaan biodiversitas kelautan dan pemanfaatan produk alami kelautan yang bertujuan pada pemanfaatan jenis-jenis biota laut,” tambah Kumaat.

Turut memberikan materi Direktur pengelolaan potensi kemaritiman secara komprehensif Kementerian DKP-RI. Sementara pesertanya berasal dari Fakultas Kelautan dan Perikanan se Indonesia Timur. (ton)