SULUT, (manadotoday.co.id) – Pemprov Sulawesi Utara (Sulut) menggelar rapat koordinasi dan evaluasi (Rakorev) Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD), bersama pemerintah Kabupaten Kota dan Lintas Sektor di Hotel Aryaduta Manado, Senin (10/10/2022).
Kegiatan dibuka Pj. Sekdaprov Sulut Praseno Hadi, mewakili Wagub Steven O.E. Kandouw selaku Ketua TKPKD Provinsi Sulut.
Praseno dalam sambutannya, menyampaikan capaian target zero atau benar-benar tidak ada terkait penduduk miskin ekstrim di Sulut pada tahun 2024, terus diupayakan Pemprov Pemkab dan Pemkot se-Sulut.
Menurut Praseno, penanggulangan kemiskinan sudah menjadi target Presiden RI Joko Widodo, sehingga target Provinsi, Kabupaten dan Kota, sangat efektif sebagaimana target Kepala Negara.
Dijelaskan Praseno, situasi dan kondisi ekonomi nasional memang memprihatinkan. Namun Presiden, Menteri Keuangan dan Gubernur telah membuat kebijakan baru dengan mengalokasikan 2 persen dari seluruh dana transfer yang dikirimkan itu untuk fokus pada penanggulangan kemiskinan dan antisipasi dampak inflasi dari kenaikan harga.
“Dengan adanya program ini, kami yakin dapat menjawab kemiskinan itu dan harga tidak akan melonjak, bahkan dapat ditangani secara optimal,” ujar Praseno Hadi.
Praseno menilai, rekorev ini sangat strategis guna mewujudkan target pemerintah, dimana penduduk miskin ekstrim di Sulut pada tahun 2024 betul-betul sudah tidak ada. Dia pun menitipkan apresiasi Wagub Kandouw atas kehadiran para pejabat Provinsi, Kabupaten dan Kota untuk bersama-sama, bahu-membahu, Mapalus menanggulangi kemiskinan ini.
Pada kesempatan itu, Praseno menyentil validitas data kemiskinan di daerah.
“Memang kalau bicara kemiskinan itu, yang paling utama adalah tentu bicara soal data,” tukasnya.
Praseno berharap, hasil publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut dengan data yang dapat dipertanggungjawabkan, kiranya bersama-sama TKPKD Kabupaten dan Kota dapat menghitung secara ril, data by name by address agar program dan kegiatan TKPKD Provinsi, Kabupaten dan Kota dapat bersinergi serta ril menyentu langsung serta menentukan dimana yang dapat dikategorikan Keluarga Miskin ekstrim dan Miskin biasa.
“Jadi kalau data ini tidak valid, nanti akhirnya ada Kabupaten dan Kota yang merasa keberatan. Karena itu, saya harap BPS Kabupaten dan Kota dapat duduk bersama Provinsi, Kabupaten dan Kota untuk melihat hal ini untuk bersama saling bersinergi,” terang Praseno Hadi.
“Kalau memang ada data valid by name by address, saya yakin target nol persen di tahun 2024 untuk Penghapusan Kemiskinan Ekstrim di Sulawesi Utara bisa tercapai,” tandas Praseno Hadi optimis.
Kepala Bappeda Sulut Jenny Karouw dalam laporannya, menyampaikan bahwa maksud dan tujuannya pelaksanaan Rakorev ini adalah untuk mengevaluasi program penanggulangan kemiskinan, mengidentifikasi permasalahan program penanggulangan kemiskinan, mempercepat komitmen serta sinergitas Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota dalam percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrim tahun 2024.
“Kemudian memastikan ketercapaian target program dan anggaran untuk percepatan Penghapusan Kemiskinan yang tepat sasaran serta menyepakati kebijakan strategis percepatan penghapusan Kemiskinan yang dituangkan dalam berita acara,” pungkasnya. (ton)