Mokoginta Wakili Gubernur Sulut Buka Dialog Rencana Ratifikasi Konvensi Minamata

SULUT, (manadotoday.co.id) – Asisten II bidang Ekonomi dan Pembangunan Setdaprov Sulut Rudy Mokoginta, wakili Gubernur Olly Dondokambey membuka dialog publik ratifikasi konvensi minamata yang bertema pengesahan minamata convention on mercury.

Kegiatan yang digelar di ruang C.J. Rantung kantor gubernur Sulut, Senin (7/8/2017), dihadiri tim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Tim Komisi VII DPR RI yang diketuai Bara Hasibuan , Institusi Pendukung Teknis AGC (Artisanal Gold Council ), dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sulut Marly Gumalag.

Sambutan Gubernur Olly yang dibacakan Mokoginta, menyatakan, merkuri telah menjadi perhatian global sejak pencemaran perusahaan Chisso Minamata Factory (CMF) yang membuang limbah metal mercuri ke teluk Minamata Jepang sekitar tahun 1956-1968 sehingga mengakibatkan permasalahan kesehatan pada penduduk di sekitar teluk minamata.

“Saya berharap kiranya kegiatan ini dapat memberikan kontribusi yang positif dan masukan yang bermanfaat demi keberhasilan ratifikasi konvensi minamata, untuk meminimalisir potensj pencemaran lingkungan hidup dan gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh merkuri,” ujar Mokoginta mengutip sambutan Olly.

Sementara itu, Anggota Komisi VII DPR RI, Bara Hasibuan, mengatakan pihaknya sangat berterima kasih atas sambutan dari pemerintah provinsi untuk pelaksanaan kegiatan dimaksud.

“Ini bersifat dialog yang nantinya akan dibahas dan mencari solusi bagaimana baiknya dalam mengimbangi Mercury termasuk dampaknya Minamata pada kesehatan manusia terlebih untuk kulit,” terangnya.

Sedangkan pemaparan perwakilan dari Kementerian LHK, Tuti Mintarsih, mengatakan alasan harus ada konvensi Minamata, disebabkan merkuri ini berbentuk sebuah partikel racun yang berpindah tempat melalui udara, juga banyak digunakan sehari-hari terutama lampu pijar, termometer (alat kesehatan), kosmetik (namun telah dilarang oleh badan POM).

“Ada tiga merkuri, diantaranya elemental (biasa dalam kosmetik), unorganik, dan organik yang mempunyai larutan (biasa dalam tambang mas) dimana dampak dalam kesehatan bisa bertahun-tahun dengan gangguan saraf bagi anak kecil,” terngnya, sembari menambahkan emisi merkuri tertinggi itu di Indonesia terdapat pada pertambangan juga terjadi juga diberbagai badan dunia.

Turut hadir pada kegiatan ini, Direktur Pengelolaan B3 KLHK Yun Inseni, Direktur Pemulihan Kerusakan Lahan Akses Terbuka KLHK Sulistyowati, Kepala Dinas ESDM B.A Tinungki, perwakilan dari pemerintah Kabupaten /Kota di Sulut, akademisi, dan sejumlah mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Manado. (ton)