“Kebijakan Pembangunan di Sulut Diarahkan pada Peningkatan Investasi dan Perdagangan”

Kebijakan Pembangunan, Investasi , produktifitas UMKM, Sulawesi Utara ,  Negara tujuan ekspor
Gubernur Sulut Oondokambey, ketika membuka pertemuan bisnis dan kunjungan kerja dalam rangka promosi peningkatan penetrasi pasar produk unggulan sulut ke kawasan Eropa Timur dan Tengah

SULUT, (manadotoday.co.id) – Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey, menyatakan, salah satu kebijakan pembangunan daerah saat ini, diarahkan pada peningkatan iklim investasi dan perdagangan, serta produktifitas UMKM.

Hal itu dikatakan Dondokambey, ketika membuka pertemuan bisnis dan kunjungan kerja dalam rangka promosi peningkatan penetrasi pasar produk unggulan sulut ke kawasan Eropa Timur dan Tengah, di Hotel Aston Manado, Kamis (2/6/2016).

Dijelaskan Dondokambey, keberadaan infrastruktur penujang seperti Bandara Internasional Sam Ratulangi dan pelabuhan HUP PORT Bitung serta infrastruktur dasar lainnya, turut menunjang keunggulan daerah, terlebih dengan telah ditetapkannya KEK Bitung, dengan berbagai keunggulan kompleksnya di masa mendatang.

“Penetapan KEK Bitung membuka ladang baru bagi para pelaku ekomomi untuk berinvestasi dan memicu pengembangan bisnis mulai dari level pengusaha besar sampai pada pengusaha kecil dan mikro yang menopang ekonomi rumah tangga rakyat banyak,” ungkap Dondokambey.

Disisi lain, mantan anggota DPR Sulut ini menyatakan, pertumbuhan perekonomian Sulut sampai triwulan I Tahun 2016 ini, mencapai 5,96 persen.

Sedangkan untuk capaian kinerja ekspor sulut tumbuh dengan volume sebesar 360.727.197,34 (Kg), dengan nilai mencapai 219.146.904,12 (USD).

BACA JUGA:

Panitia Pilhut 80 Desa di Minahasa Harus Netral

FMIPA UNIMA Berupaya Telurkan Lulusan yang Berkualitas

Wawali Paparkan Hambatan Pertumbuhan Ekonomi Kota Bitung di Rakor Pengembangan Provinsi Sulut

Pelindo IV akan Kembangkan Pembangunan Pelabuhan Bitung – Manado

Mangala: Stop Pungli untuk Pengurusan Dokumen

Rita Dondokambey-Tamuntuan Dikukuhkan sebagai Bunda PAUD Sulut

Angka ini mengalami peningkatan sebesar 1,13 persen di bading triwulan 1 Tahun 2015 lalu. Lanjut Dondokambey, sejak Tahun 2015 ada 31 jenis komoditi yang telah di ekspor ke 64 negara. Komoditi utama ekspor sulut antara lain minyak kelapa kasar, minyak goreng kelapa, tepung kelapa, bungkil, kopra, karbon aktif, ikan beku, ikan kaleng, ikan kayu, pala dan cengkih, kayu manis serta rumah panggung.

Sementara untuk negara tujuan ekspor ke kawasan eropa tengah dan timur; komoditi biji pala dan bunga pala (rusia), komoditi tepung kelapa dengan negara tujuan Rusia, Slovenia, Polandia, Repulik Ceko, Kroasia, Latvia, Ukrania dan Armenia.

“Pada bulan Maret 2016 komoditi lemak dan minyak hewan/nabati masih tetap merupakan komoditi yang memberikan kontribusi terbesar terhadap total nilai eskpor sulut yakni sebesar 58,60 persen atau senilai US$ 47,66 juta,” terang Dondokambey.

Ditambahkannya, secara kumulatif sepanjang Tahun 2016 hingga bulan Maret, komoditi lemak dan minyak hewan/nabati juga masih tetap merupakan kontributor terbesar yang memberi andil 66,28 persen terhadap total nilai ekpor sulut, dengan nilai sebesar US$ 163,15 juta.

Sedangkan negara tujuan ekspor terbesar sulut bulan Maret 2016 adalah Singapura dengan nilai US$ 14,43 juta atau 17,74 persen dari total nilai ekspor, disusul Brasil dengan nilai US$ 13,69 juta atau 16,83 persen dari total nilai eskpor.

“Secara kumulatif dari bulan Januari hingga Maret 2016 Negara tujuan ekspor terbesar adalah Amerika Serikat dengan nilai mencapai US$ 53,45 juta, disusul Belanda dan Singapura dengan nilai ekspor masing-masing sebesar US$ 45,35 juta dan US$ 31,65 juta,” pungkasnya. (ton)