Dukung Aksi Simpatik untuk Ahok, Wagub Sulut: Kerukunan Harus Tetap Dijaga

Wagub Sulut
Wagub Sulut, Steven OE Kandouw.

SULUT, (manadotoday.co.id) – Adanya sejumlah aksi simpatik dari berbagai kalangan masyarajat di sejumlah wilayah di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) atas vonis kepada Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, mendapat dukungan dari Wagub Steven OE Kandouw.

“Saya juga bersimpati pada pak Ahok,” ujar Kandouw.

Menurutnya, aksi simpatik kepada mantan Gubernur DKI Jakarta itu, boleh saja dilakukan. Namun, Kandouw menghimbau kepada masyarakat Sulut supaya tidak berlebihan.

“Alangka baiknnya hiruk pikuk di Jakarta jangan berlebihan dibawa ke daerah kita, karena Sulut adalah laboratorium kerukanan, tak hanya secara nasional tapi juga dunia,” tegas politisi PDI-Perjuangan yang dikenal tegas itu.

Lanjut Kandouw, simpatik dan prihatin pada vonis 2 tahun pada Ahok boleh-boleh saja.

“Tapi sebagai orang Sulut kita harus tetap menjaga kebersamaan, jangan sampai simpati yang berlebihan bisa merusak kerukunan dan kedamaian yang selama ini menjadi ciri khas daerah kita,” pesan Kandouw.

Dikatakan dia, kerukunan di daerah Bumi Nyiur Melambai telah mendapat perhatian tak hanya nasional, tapi juga internasional.

“Sukses pelaksanaan pekan kerukunan nasional, dengan dihadiri delegasi luar, membuat daerah kita mendapat kepercayaan internatsonal. Dengan akan dipercaya sebagai pelaksana Paskah Asia, termasuk ada rencana pertemuan gereja-gereja Asia juga akan digelar di daerah kita,” ungkap Kandouw.

“Daerah kita pun kini telah memberi pandangan positif pada dunia, bahwa Indonesia adalah negara yang aman dan damai, serta ikut menepis isu tentang kelompok-kelompok radikal yang banyak dicap dunia luar pada negara kita,” tandas Kandouw.

Ia menambahkan, vonis terhadap Ahok juga ada hikmah positif. Ini menjadi jurisprudensi bagi kasus-kasus penghinaan agama yang harus divonis berat.

“Pemerintah harus menghukum berat para penghina agama, dengan tidak memandang bulu. Siapa pun yang menghina agama lain, wajib mendapat hukum berat, karena NKRI sudah harga mati,” ketua Kandouw. (ton)