dr. Devi Wakili Gubernur Sulut Bawah Materi di Rakor Bersama Kemenko PMK

dr. Devi Tanos
Karo Kesra Setdaprov Sulut dr. Kartika Devi Tanos, ketika mewakili Gubernur Olly Dondokambey, pada rakor Instrumen Capaian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan di Kawasan Perbatasan, yang dilaksanakan di Gedung Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) RI.

SULUT, (manadotoday.co.id) – Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setdaprov Sulawesi Utara (Sulut) dr. Kartika Devi Tanos, wakili Gubernur Olly Dondokambey pada rakor Instrumen Capaian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan di Kawasan Perbatasan, yang dilaksanakan di Gedung Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) RI.

Dalam rakor itu, dr. Devi menjadi pembicara dengan memaparkan materi tentang Capaian Pembangunan Manusia di Provinsi Sulut.

Istri tercinta Wagub Sulut Steven O.E. Kandouw itu, menyuarakan pengembangan SDM unggul dimana Sulut menjalin kerjasama dengan Tiongkok dan Jepang dalam program magang bagi lulusan SMA sederajat selama kurang lebih 3 tahun, untuk penguatan penguasaan bahasa asing dan keterampilan kerja guna menunjang program Global Sustainable Tourism Training. Hal ini juga mengingat kunjungan wisatawan yang meningkat tajam ke Provinsi Sulut di tahun 2018 mencapai 127.879 wisatawan yang berdampak pada occupancy rate hotel mencapai 70 persen.

Lanjut dr. Devi, pencapaian Sulut sebagai Provinsi paling toleran berdasar hasil survei Setara Institute, menempati indeks kerukunan nomor satu se Indonesia (Kementerian Agama), indeks kebahagiaan menurut BPS menempati ranking tiga nasional.

Pada kesempatan itu dr. Devi memaparkan kinerja pembangunan desa di Sulut menunjukkan tren yang positif dimana di tahun 2016 dari 15 desa maju di tahun 2018 menjadi 66 desa maju, tahun 2016 ada 554 desa berkembang di tahun 2018 menjadi 734 desa berkembang, tahun 2016 ada 852 desa tertinggal di tahun 2018 berkurang menjadi 640 desa, tahun 2016 ada 84 desa sangat tertinggal di tahun 2018 berkurang menjadi 66 desa.

“Dengan demikian secara makro kita bisa berpendapat bahwa pembangunan desa di wilayah Sulawesi Utara relatif sudah baik. Tetapi masih ada pekerjaan rumah untuk menuntaskan 66 desa sangat tertinggal,” katanya.

Oleh karenanya dirinya berharap melalui forum ini capaian dan permasalahan pembangunan mendapat perhatian dari Pemerintah Pusat.

“Bersyukur diberikan kesempatan menyuarakan secara langsung kondisi, situasi, capaian pembangunan permasalahan dan tantangan dari wilayah perbatasan NKRI yang masih harus diselesaikan yang tentu saja membutuhkan komitmen dan perhatian khusus dari Pemerintah Pusat,” pungkas dia.

Turut hadir dalam rakor tersebut Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat, Desa dan Kawasan Sonny Harry B. Harmadi, Asisten Deputi Pemberdayaan Kawasan Strategis dan Khusus Kemenko PMK Wijanarko Setiawan, serta para undangan dari pejabat kementerian terkait. (ton)