Anggaran Kejuaraan Bridge Internasional ‘Sarundajang Cup’ Disorot

SULUT, (manadotoday.co.id) – Anggaran untuk kejuaraan Bridge Internasional bertajuk ‘Sarundajang Cup’ yang digelar di Lion Hotel Manado 27-31 Agustus 2015, disorot.

Pasalnya, anggaran yang diplot untuk hajatan ini mencapai Rp.2,5 Miliar yang diambil dari APBD-Perubahan di Dinas Pendidikan Olahraga (Dispora) Sulut.

Taufik Tumbelaka, pengamat politik dan pemerintahan di Sulut mengatakan, anggaran sebesar itu akan lebih bermanfaat jika digunakan untuk peningkatan kesejahteraan rakyat.

“Contohnya saat ini musim kemarau. Bisa digunakan untuk pembuatan sarana pengadaan air bersih bagi masyarakat yang sulit mendapatkan air bersih. Selain itu, angka kemiskinan di Sulut telah mencapai 200.000 lebih orang,” ketusnya.

Lanjut Tumbelaka, anggaran sebesar itu akan lebih bermanfaat, jika digunakan untuk perbaikan jalan di pedesaan yang menjadi sentra-sentra produksi komoditas andalan Sulut.

“Atau dimanfaatkan untuk pendaftaran BJPS Kesehatan bagi rakyat kurang mampu. Apapun alasannya, saya menilai ini merupakan pemborosan,” tukas Tumbelaka.

Ketua Panitia Kejuaran Bridge Internasional Sarundajang Cup, Drs. Sanny Parengkuan, ketika dimintai keterangan terkait anggaran yang menghadirkan para atlit papan atas dunia tersebut, membantah jika hajatan ini merupakan pemborosan.

Dikatakan dia, anggaran yang diplot justru kurang. Makanya pihaknya mensiasatinya dengan mencari sponsor. “Ivent sekaliber ini kami mngusulkan dana sebesar Rp. 5 miliar, tapi hanya disetujui Rp 2,5 miliar. Ivent ini justru bertujuan untuk mengangkat dan meransang olahraga Bridge di Sulut maupun Indonesia, dan tentunya berujung pada promosi pariwisata Sulut,” tandas Parengkuan.

Ia menambahkan, hajatan ini lagi merupakan ide dari Ketua DPRD Sulut Steven Kandouw, untuk menghormati dan sebagai ucapan terima kasih pada DR. Sinyo Harry Sarundajang (SHS) sebagai Pembina PB GABSI Sulut.

“Apalagi pak Gubernur selama 10 tahun memimpin Sulut telah membawa kearah yang lebih baik. Kegiatan ini untuk promosi pariwisata juga untuk mempertahankan supremasi Bridge Sulut yang telah menghasilkan pemain Bridge dunia seperti Hengky Lasut dan Eddy Manoppo,” jelas Parengkuan. (ton)