Mahasiswa Politeknik Manado Sambangi Bukit Kasih Telusuri Kisah To’ar dan Lumimu’ut

Mahasiswa Politeknik Manado Sambangi Bukit Kasih Telusuri Kisah To’ar dan Lumimu’ut

MANADO, (manadotoday.co.id) – Rombongan 37 mahasiswa Politeknik Negeri Manado melaksanakan field trip terkait mata kuliah pengantar pariwisata di Bukit Kasih, Desa Kanonang, Minahasa, Sabtu (19/11/2022).

Ketua Rombongan dipimpin dua dosen pengasuh yakni Dr. Diane Tangian SH, MSi dan Hendry Kumaat SE, MSi. Sementara Kelas A diketuai mahasiswa Marcelino dan Kelas B diketuai Riyan.

Rombongan Mahasiswa ini mengakhiri UAS Semester Satu dengan field trip meneliti cerita rakyat tentang To’ar dan Lumimu’ut sebagai leluhur Suku Minahasa. Mereka khususnya menelusuri lintas budaya hunian terakhir To’ar dan Lumimu’ut.

Ketika menelusuri Kisah To’ar dan Lumimu’ut, para mahasiswa ini melakukan pendataan maupun mendokumentasikan baik secara rekaman video serta mewawancarai masyarakat setempat tentang mengapa lokasi Bukit Kasih terdapat pahatan wajah dan patung To’ar dan Lumimu’ut termaksud keterkaitannya dengan pengadaan rumah ibadah berbagai agama di lokasi wisata tersebut.

Tokoh masyarakat setempat Kolonel Purnawirawan DR Adam Panto SH, MH menjelaskan, menurut cerita rakyat, To’ar dan Lumimu’ut diyakini menurunkan keturunan suku Minahasa dan merupakan suku terbesar bahkan pertama yang mendiami tanah Minahasa.

“Leluhur suku Minahasa si To’ar dan Lumimu’ut itu awalnya datang dari seberang lautan yaitu Mongolia, singkat cerita mendarat terdampar di Pantai Likupang kemudian oleh pemuka setempat bernama Karema menikahkan mereka berdua di Likupang. Setelah si To’ar berada di bumi Kawanua ini, konon militansinya menjadi hebat bahkan ilmu perbintangan konon ditemukan di tanah suku Minahasa ini termasuk ketika dia mendapat firasat akan terjadi bencana besar di daratan rendah maka To’ar dan Lumimu’ut menempati lokasi ketinggian di sini (Bukit Kasih) dan setelah firasat bencana besar terjadi maka yang bertahan hidup hanyalah mereka berdua dan beranak cuculah menjadi Suku Minahasa,”jelasnya.

Lokasi tersebut tercatat sebagai tempat wafatnya dua leluhur suku Minahasa itu diusia 80-an meski tulang belulang keduanya konon dibawah keluar untuk dimakamkan dan hingga sekarang masih di telusuri oleh para peneliti untuk lokasi pemakamannya.

Objek wisata Bukit Kasih dibuat oleh Gubernur Sulut Drs A.J. Sondakh dengan ukiran wajah To’ar dan Lumimu’ut dibuat oleh seniman yang didatangkan khusus dari Bali.

“Konon batu di dinding bukit ini sebagai tanda mereka berdua jika dari bepergian akan menemukan bukit ini setelah melihat batu dinding bukit dimaksud,”tuturnya.

Ia menambahkan, penduduk lokal secara turun temurun oleh pendahulu selalu mengingatkan bahwa lokasi Bukit Kasih ini sangat sakral dan religi.

“Jika ada yang berusaha melakukan pengrusakan maka si perusak diyakini tidak bisa kembali lagi ke lokasi ini atau terlarang secara alami,”pungkasnya.(*)