Benteng Moraya Tondano Lokasi Perayaan HKMAN 2018 dan HUT AMAN ke-19

 Hari Kebangkitan Masyarakat Adat Nusantara,  HKMAN 2018, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara, Rivo Gosal,
Ketua Masyarakat Adat Sulawesi Utara Rivo Gosal

TONDANO, (manadotoday.co.id) – Perayaan Hari Kebangkitan Masyarakat Adat Nusantara (HKMAN) tahun 2018 dan ulang tahun Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) ke-19, akan dilaksanakan di Benteng Moraya, Tondano, Sulawesi Utara, pada Sabtu (17/3/2018) mendatang. Lokasi ini dipilih karena menjadi saksi sejarah perang heroik suku Minahasa melawan kolonialisme Belanda yang berupaya untuk menaklukan tanah Minahasa beberapa abad silam.

“Tondano merupakan ibukota Kabupaten Minahasa, sebuah kota yang dibangun oleh masyarakat Minahasa bersama seorang Letnan Inggris, Thomas Nelson selama dua tahun, 1810-1812. Ketika itu, Thomas Nelson meminta penduduk yang tinggal di wilayah Benteng Moraya untuk kembali ke alun-alun kota (sekarang lapangan Sam Ratulangi),” ujar ketua Masyarakat Adat Sulawesi Utara Rivo Gosal, Sabtu (10/3/2018).

Lanjutnya, Tondano, dalam bahasa Minahasa yang berarti ‘genangan darah’, oleh ribuan orang Minahasa yang berlindung di Benteng Moraya untuk bertahan dan melawan penjajah Belanda pada masa itu. Tonggak-tonggak kayu yang berdiri merupakan saksi sejarah yang tersisa dari benteng tersebut dalam mengisahkan begitu hebatnya masyarakat Minahasa mampu menghadapi dan memenangkan pertempuran, kendati pasukan Belanda menyerang berkali-kali.

Lokasi bersejarah ini semakin menguatkan makna perayaan Hari Kebangkitan Masyarakat Adat Nusantara di tahun 2018 serta ulang tahun Aliansi Masyarakat Adat Nusantara ke-19 dalam perjuangan Masyarakat Adat untuk mewujudkan kedaulatan politik, kemandirian ekonomi dan kemartabatan budaya.

“Perayaan yang akan digelar selama sehari tersebut akan diawali dengan pawai budaya dari 500-an orang utusan masyarakat adat yang akan hadir dari seluruh nusantara dengan mengenakan pakaian adat, berjalan kaki sejauh 1,3 km dari lapangan Sam Ratulangi menuju ke Benteng Moraya yang akan diiringi oleh tarian Kawasaran dari 200 orang pemuda/pemudi adat Minahasaa. Selain itu, berbagai atraksi dan pagelaran budaya, pameran-pameran produk Masyarakat Adat, pameran foto, dan lain-lain akan dipentaskan dalam perayaan tersebut ,” tutur Gosal. (rom)