Pemkab Minut Terus Genjot Penurunan Angka Stunting dan Kemiskinan Ekstrem

Bupati Joune Ganda (foto: Ist)

Tahun 2022, Stunting Turun Jadi 2,83 Persen Berada di Bawah Angka Nasional

AIRMADIDI, (manadotoday.co.id) – Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara (Minut) berhasil menurunkan angka stunting dan kemiskinan ekstrem melalui berbagai program akselerasi dengan melibatkan berbagai komponen dan sumber daya yang ada.

Berdasarkan data e-PPBGM dan SSGI kondisi stunting di Minahasa Utara pada tahun 2021 masih sebesar 3,14 persen, dan pada Agustus tahun 2022 turun 0,31 persen menjadi 2,83 persen. Angka ini berada di bawah angka rata-rata nasional.

Dalam Rakornas kepala daerah dan Forkopimda Se-Indonesia tahun 2023 di SICC, Sentul, Jawa Barat pada tanggal 17 Januari 2023 lalu, terungkap angka stunting secara nasional pada tahun 2022 masih di kisaran 21 persen. Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi menjelaskan, angka stunting secara nasional terus mengalami penurunan dari angka 37 persen pada tahun 2014 menjadi 24 persen pada tahun 2021 dan diperkirakan pada angka 21 persen pada tahun 2022. Meskipun telah turun drastis, namun dirinya terus mendorong agar target di bawah 14 persen pada 2024 bisa tercapai.

“Target kita di tahun 2024 harus berada di bawah 14 persen. Bukan hal yang mudah, tetapi sekali lagi kalau kerja keras kita seperti saat kita bekerja mengatasi pandemi, saya yakin ini bukan persoalan yang susah diselesaikan. Datanya ada,” jelas Jokowi.

Dalam kesempatan itu juga, Jokowi meminta agar seluruh Pemerintah Daerah untuk menurunkan angka stunting dan kemiskinan ekstrem.

Menindaklanjuti penegasan Presiden Jokowi itu, Bupati Minahasa Utara Joune Ganda melakukan terobosan untuk menggenjot program percepatan untuk mengatasi stunting dan kemiskinan ekstrem di daerah itu.

‘’Apa yang sudah kita lakukan tahun sebelumnya harus digenjot lagi. Kita jangan puas dengan hasil yang sudah kita capai selama ini, tapi kita harus tingkatkan lagi,’’ tuturnya.

Secara rinci dia mengungkapkan, angka stunting di Kabupaten Minahasa Utara, ungkapnya, berdasarkan data e-PPBGM dan SSGI, tahun 2021 sebesar 3,14 persen, angka prevalensi ini turun sebesar 0,31 persen atau menjadi 2,83 persen dengan cakupan sasaran pengukuran balita 89,56 persen (11.040 balita) pada Agustus tahun 2022.

Menyinggung soal angka kemiskinan, katanya, di Kabupaten Minahasa Utara tahun 2021 mencapai 7,11 persen. Hal ini disebabkan pandemi Covid-19 berdampak pada seluruh sektor, khususnya ekonomi. Namun pada 2022 seiring pemulihan ekonomi angka kemiskinan turun sebesar 0,51 persen menjadi 6,60 persen. Dan untuk persentase penduduk miskin ekstrem tahun 2022 adalah 1,11 persen, dimana ada penurunan sebesar 0,31 persen dibandingkan tahun 2021 sebesar 1,42 persen. Secara rinci diungkapkan, penduduk miskin ekstrem di tahun 2021 sebesar 2.900 jiwa dan pada tahun 2022 mengalami penurunan menjadi 2.270 jiwa atau turun sekitar 630 jiwa.

Mengenai langkah terobosan yang dilakukan Pemkab Minahasa Utara untuk penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem antara lain dengan mengalokasikan pendanaan program penanggulangan kemiskinan ekstrem tahun 2023 sebesar Rp101,94 miliar. Selain itu membangun kerja sama dengan swasta diantaranya PT Meares Soputan Mining (MSM) dan PT Tirta Investama Aqua mitra LSM Manengkel Solidaritas, dan PT Angkasa Pura, guna menangani stunting dan kemiskinan.

Sebagaimana ditegaskan Presiden Jokowi dalam Rakornas Kepala Daerah dan Forkopimda Se-Indonesia pemerintah daerah (Pemda) didorong untuk menurunkan angka stunting dan kemiskinan pada tahun 2024. Dimana target nasional di tahun 2024, kemiskinan ekstrem ini harus berada pada 0 persen.

‘’Ini target yang tidak mudah. Di 2022, masih 2 persen dan 14 provinsi di atas nasional. Semuanya sudah ada datanya, artinya targetnya siapa, sasarannya siapa sudah ada semuanya,” kata Jokowi saat itu.

Menurut Jokowi, angka stunting secara nasional terus mengalami penurunan dari angka 37 persen pada tahun 2014 menjadi 24 persen pada tahun 2021 dan diperkirakan pada angka 21 persen pada tahun 2022. Meskipun telah turun drastis, namun dirinya terus mendorong agar target di bawah 14 persen pada 2024 bisa tercapai.(*)