Viral Percakapan Tim Gorela Kuasai Disdukcapil Minsel, Kadiscapil Disorot

Percakapan Grup WA salah satu tim sukses Paslon Gubernur dan Paslon Bupati yag viral di media sosial. (ist)

AMURANG, (manadotoday.co.id) – Percakapan di Grup Whatsapp (WA) disinyalir tim sukses salah satu pasangan calon Gubernur dan Bupati Minsel, yang bocor di media sosial terkait pembuatan elektronik – Kartu Tanda Penduduk (e-KTP) jadi viral dan hangat dibicarakan masyarakat.

Percakapan yang melibatkan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Minsel Corneles Mononimbar dan para calo’ yang menamakan diri tim Gorela, ditenggarai bertujuan memenangkan pasangan calon Gubernur dan Bupati CS MEP.

Menanggapi beredarnya percakapan Grup WA tim Gorela menguasai Disdukcapil Minsel, sejumlah warga Minsel angkat bicara dan menyoroti keterlibatan Kadis Capilduk dalam upaya memenangkan salah satu Paslon Gubernur Sulut dan Bupati Minsel.

“Jika ini benar, maka telah terjadi pelanggaran Pasal 71 UU nomor 10 tahun 2016. Ayat 1 dari UU nomor 10 pasal 71 tahun 2016 berisi Pejabat negara, pejabat daerah, pejabat aparatur sipil negara, anggota TNI/POLRI, dan Kepala Desa atau sebutan lain/Lurah dilarang membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon. Kondisi ini perlu mendapat perhatian serius pihak berwenang dengan melakukan penyelidikan, ” tandas Yubel Pandey pemerhati sosial dan kemasyarakatan di Kabupaten Minsel.

Ia juga menilai postingan terkait tim Gorela menguasai Disdukcapil Minsel , ada dua pokok yang perlu disikapi.

“Pertama terkait netralitas PNS dan institusi pemerintah serta UU Pilkada. Kedua Disdukcapil sebagai intitusi vital dalam pelaksanaan Pilkada.Disdukcapil harus benar-benar netral dan tidak melakukan diskriminasi bagi warga yang datang melakukan pengurusan administrasi,”pungkasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Dukcapil Minsel Corneles Mononimbar, ketika dikonfirmasi tidak menampik postingan di Medsos yang saat ini sedang viral.

Ia mengaku percakapan di grup WA seperti tersebar di Medsos sudah lama. Selain itu juga kalimat yang tercantum adalah bahasa gaul, sehingga tidak seperti makna aslinya.

“Kita pe tulisan juga itu masih wajar karena menyangkut pelayanan. Semua juga bisa jadi Panglima Dukcapil. Jadi ini cuma percakapan baku sedu menggunakan bahasa gaul. Tidak ada yang dimaksudkan sebagai kebijakan menguntungkan Paslon tertentu. Sekali lagi itu hanya bahasa gaul, bukan dimaksud sungguhan,” ucapnya. (lou)