FGD Awali Agenda Penyusunan Buku Sejarah GMIM Sentrum Imanuel Kumelembuai

FGD Awali Agenda Penyusunan Buku Sejarah GMIM Sentrum Imanuel Kumelembuai

KUMELEMBUAI, (manadotoday.co.id) – Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Sentrum Kumelembuai mulai mengupayakan penyusunan sejarah berdirinya jemaat.

Hal ini ditandai dengan pelaksanaan Forum Group Discussion (FGD) dalam rangka Penyusunan Buku Sejarah GMIM Sentrum Imanuel, Sabtu (29/4/2023).

Sebagai pemateri pada FGD yang diawali dengan Ibadah oleh Ketua BPMJ GMIM Sentrum Imanuel Pendeta Grace Sambow MTh, Guru Besar sekaligus mantan Raktor Unima Prof Dr Jan LL Lombok SH MSi dan sejarahwan ternama Bode Talumewo SS.

Mengawali FGD tersebut, Pendeta Grace Sambow MTh, menyampaikan bahwa penyusunan Buku Sejarah berdirinya GMIM Sentrum Imanuel yang tahun 2023 ini akan memasuki usia ke-178 pada 18 Mei 2023, didasari karena keinginan jemaat yang rindu agar sejarah Gereja dibukukan, sehingga akan terus diingat dan diwariskan menjadi alat kesaksian Iman kepada generasi ke generasi yang akan datang.

“Buku sejarah ini tentu diharapkan akan menjadi pengingat bagi generasi ke generasi tentang sejauh mana perkembangan dan pertumbuhan Iman kepada TUHAN YESUS yang adalah Kepala Gereja,” ujarnya menambahkan bahwa pelaksanaan FGD Penyusunan Buku Sejarah adalah tindaklanjut hasil sidang majelis 5 April 2023.

Dikesempatan yang sama, salah satu tim penyusun Pnt. Henly Tuela SE yang juga bertindak selaku moderator pada agenda FGD tersebut menyampaikan bahwa ini merupakan momen bersejarah dan langka awal untuk memperiapkan penyusunan buku sejarah GMIM Sentrum Imanuel Kumelembuai.

“Dan kedepan ada seminar dikumpulkan disususn data data mendekati kebenaran agar sejarah Sentrum Imanuel dapat dicetak dalam suatu buku. Saksi sejarah generasi yang akan datang,” terangnya.

Sementara itu Prof Dr Jan LL Lombok SH MSi saat memberikan ulasan singkat menyampaikan senang dan bangga bisa mengambil bagian di FGD dalam rangka penyusunan buku sejarah GMIM Sentrum Imanuel Kumelembuai. Apalagi Kumelembuai memiliki posisi penting dalam sejarah penginjilan di Minahasa.

“Penting nantinya untuk dicatat dalam buku sejarah kondisi ketika Injil masuk di Kumelembuai. Dimana para penginjil bukan hanya mengabarkan Injil tapi juga memberikan pendidikan dengan mengajarkan masyarakat lokal bertani dan membuat rumah, juga kerajinan lainnya. Serta menyarankan warga untuk menikah dan diberkati di Gereja,” ucapnya.

Selanjutnya menurut mantan Rektor Unima ini yang terpenting dari penulisan Sejarah yaitu bagiamana sejarah itu memberikan manfaat untuk generasi saat ini dan yang akan datang.

“Dan jangan lupa bahasa Tontemboan sebagai kearifan lokal,” pungkasnya.

FGD Awali Agenda Penyusunan Buku Sejarah GMIM Sentrum Imanuel Kumelembuai

Sementara itu Sejarahwan Bode Talumewo SS saat menyampaikan materi menyebutkan bahwa penyusunan buku harus memenuhi unsur diantaranya Pendahuluan 20 persen, Gambaran 10 persen, latar belakang dan perkembangan jemaat 40 persen dan Kondisi terkini 30 persen.

“Dan untuk penyusunan buku diperlukan pengumpulan bukti-bukti sejarah, dokumen-dokumen gereja seperti surat-surat baptis, sidi dan dokumen penunjang lainnya,” tukasnya.

Agenda kemudian dilanjutkan dengan diskusi dimana para peserta memberikan masukan dan saran terkait dengan sejarah penginjilan berdirinya GMIM sentrum Imanuel Kumelembuai.

Diketahui sebagai tim penyusun Buku Sejarah GMIM Sentrum Imanuel yaitu Adri M Mamangkei SPd, Joppy Mongkaren (Penasihat Jemaat), Pnt. Henly Tuela SE, Pnt. Rini Monareh SS, Pnt.Prima Mawitjere SAP, Dikn. Rifan Saroinsong STP, Falen Mamangkei serta Inry Mawitjere SSi.

Hadir sebagai peserta pada FGD tersebut yakni, mantan Hukum Tua Desa Kumelembuai Satu juga mentan Pelayan Khusus GMIM Sentrum Imanuel Ventje Langkai, Pemerhati Sejarah dan Budaya Desa Kumelembuai Nodi Langkai, Penjabat Hukum Tua Desa Kumelembuai Satu Steven Polla serta anggota BPMJ GMIM Sentrum Imanuel Kumelembuai. (lou)