Di hadapan LPM, GSVL Paparkan “Sejarah” Munculnya 8 Program Pro Rakyat Pemkot Manado

GSVL Paparkan “Sejarah” Munculnya 8 Program Pro Rakyat  Pemkot Manado
GSVL Paparkan “Sejarah” Munculnya 8 Program Pro Rakyat
Pemkot Manado

MANADO, (manadotoday.co.id) – Menyusul banyak orang yang masih pertanyakan atas digulirkannya 8 program Pro Rakyat Pemkot Manado, Walikota Manado DR. Ir. GS Vicky Lumentut, kembali menjelaskan”sejarah” munculnya program pro rakyat tersebut dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Lembaga Pemasyarakatan Masyarakat (LPM).

Pada kegiatan yang digelar belum lama ini, GSVL menjelaskan asal muasal lahirnya 8 Program tersebut, saat mencalonkan diri pada Pemilihan Pilwako Manado Tahun 2010 lalu, dimana GSVL mengawalinya dengan menyusun 8 program unggulan untuk Manado yang didasarkan pada kebutuhkan masyarakat.

“Kebutuhan-kebutuhan masyarakat ini juga didasari pada beberapa pengalaman pribadi saya, melihat beberapa kondisi yang terjadi di Manado ini,”ingatnya. Alhasil, 8 program pro rakyat tersebut disusun GSVL saat sedang di pesawat dalam perjalanan pulang ke Manado dari Jakarta.

“Saya waktu itu sendirian, sehingga bisa fokus dalam menyusun program-program ini. Tidak ada waktu lagi, karena malamnya program-program itu harus dimasukkan ke dewan (Dekot Manado, red) melengkapi visi dan misi untuk pemaparan besoknya,” beber Ketua Walikota se-Indonesia ini. Maka dalam kurun waktu di pesawat itu, lahir 8 program tersebut. GSVL kemudian menjelaskan filosofi ke-8 program tersebut. Program kesehatan gratis lewat UC menjadi yang pertama lantaran kesehatan dinilai sebagai fondasi utama untuk menyejahtrakan masyarakat.

“Kalau kita tidak sehat, bagaimana kita bisa memaksimalkan kerja kita?” begitu kata suami tercinta Ny Paula Lumentut-Runtuwene ini. Program yang kedua adalah PBL. Menurut GSVL, ada 3 hal yang bisa dicapai dengan program ini. Pertama, untuk keseimbangan pembangunan di wilayah Manado Utara, Manado Tengah, dan Manado Selatan. Karena selama ini warga di wilayah Manado Utara selalu mengeluh pembangunan selalu diarahkan ke area Manado Tengah dan Manado Selatan. Kedua, agar warga selingkungan bisa solid, karena lewat PBL mereka bisa sama-sama bekerja sehingga tercipta kebersamaan di antara mereka.

Dan ketiga, warga bisa lebih menghargai program yang mereka susun dan kerjakan bersama ketimbang proyek yang dilaksanakan pemerintah. “Karena program ini langsung menyentuh kebutuhan mereka,” katanya.

Program selanjutnya dana duka, didasari pengalamannya waktu menjabat Sekkot Manado. “Waktu itu saya melayat di sebuah rumah duka. Ketika saya tanya kapan penguburannya, pihak keluarga mengatakan belum tahu, karena mereka masih menunggu terkumpulnya dana untuk biaya penguburan.

Hal ini membekas dalam diri saya, betapa masih banyak warga yang belum bisa membiayai penguburan keluarganya karena ketiadaan dana. Untuk itu saya kemudian memasukkan program dana duka, dengan harapan tidak ada penderitaan seperti ini di Kota Manado. Saya nilai uang sebesar Rp2,5 juta sudah mencukupi untuk biaya penguburan yang layak,” papar GSVL.

Selanjutnya ada program meningkatkan honor petugas kebersihan menjadi Rp2 juta perbulan. “Program ini didasari misi kami di bidang pariwisata. Logikanya, jika ingin menjadi kota tujuan pariwisata, maka kotanya harus bersih. Untuk itu, honor para petugas kebersihan harus dinaikkan supaya mereka bisa lebih termotivasi dalam bekerja. Dan hasilnya Kota Manado menjadi relatif lebih bersih, sehingga pemerintah pusat mengapresiasinya dengan Piala Adipura,” jelas GSVL.

Memberikan insetif bagi para Rohaniawan menjadi program berikutnya. Menurut GSVL, ini penting untuk dilakukan demi suksesnya program-program yang dijalankan Pemkot Manado. “Saya melihat warga Manado sangat menghargai rohaniwan mereka masing-masing. Karena itu, para rohaniwan memegang peranan penting, karena juga membantu pemerintah dalam sosialisasi dan motivasi untuk mendukung program-program pemerintah,” ungkap pria yang aktif pelayanan kerohanian di GMIM Perak Sorong Pakowa sejak tahun 1990, baik sebagai Penatua Anak Sekolah Minggu mau pun Penatua Pria Kaum Bapa ini. Berikutnya adalah program peningkatan kesejahteraan Pala.

“Ini memang bukan program baru, namun saya merasa perlu meningkatkan kesejahteraan Pala-Pala di Manado ini. Saya melihat Rp1 juta masih terlalu kecil dibanding kerja dan tanggung jawab mereka, untuk itu saya membuat program untuk meningkatkan upah mereka,” tegas GSVL.

Selanjutnya ada program bantuan pendidikan bagi siswa yang kurang mampu.“Ini didasarkan pengamatan saya terhadap ketimpangan pendidikan yang terjadi di Manado. Saya berharap dengan adanya bantuan ini, siswa kurang mampu bisa terbantu dan mendapatkan kesempatan yang sama untuk mendapatkan ilmu pengetahuan,” harap intelektual yang menyelesaikan pendidikannya hingga ke strata tiga (S3) ini. Dan program terakhir adalah kenaikkan tunjangan kerja bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

“Waktu itu saya melihat tunjangan yang didapat belum cukup, sehingga harus ditingkatkan agar para PNS lebih termotivasi,” terang mantan Sekkot Manado ini. Dan 8 program ini kemudian sukses dan mendapat respon positif dari masyarakat Manado.“Saya berterima kasih kepada warga Manado yang telah berpartisipasi dan mendukung program-program kami. Melihat tingginya animo warga untuk memanfaatkan program-program ini, saya terus mengevaluasi untuk menyempurnakan program-program ini agar lebih bermanfaat dan menyentuh seluruh warga Manado.

Sebab itu dalam beberapa dialog dan kunjungan saya ke beberapa wilayah di Manado ini, saya meminta masukan dari warga untuk membuat program-program ini lebih baik ke depan. Bisa ada penambahan progam lain, bisa juga ada pengelompokan program biar lebih fokus,” tandas GSVL. (*/ton)