Cegah Anak Dari Difteri

(foto: pixabay)

ManadoToday – Difteri adalah infeksi bakteri yang serius, biasanya mempengaruhi selaput lendir hidung dan tenggorokan. Difteri biasanya menyebabkan sakit tenggorokan yang serius, demam, kelenjar bengkak dan kelellahan. Tanda yang muncul berwarna abu-abu di bagian tenggorokan dapat membuat seseorang sulit bernapas. Difteri juga dapat menginfeksi kulit.

Difteri biasanya terjadi karena ditularkan, biasanya dengan batuk atau bersin. Barang-barang pribadi yang terkontaminasi juga dapat mengambil peran.

Dengan masa inkubasi biasanya 2-5 hari, orang yang menderita difteri mempunyai gejalan sakit pada tenggorokan dan suara serak, nyeri jika menelan, pembengkakan kelenjar (kelenjar getah bening membesar) di leher, muncul membrab abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel, kesulitan bernapas atau napas cepat dan demam.

Anak-anak berusia di bawah 5 tahun dan orang dewasa diatas 60 tahun sangat beresiko tertular difteri. Terutama anak-anak dan orang dewasa yang tidak mendapatkan imunisasi dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah.

Untuk pengobatan dapat menggunakan antitoksin diteri yang menetralkan toksin dalam tubuh Anda. Antitoksin dapat disuntikkan ke dalam vena (intravena) atau ke dalam otot (injeksi intramuskular).

Difteri juga dapat diobati dengan antibiotik, seperti penisilin atau eritromisin. Antibiotik membantu membunuh bakteri di dalam tubuh, membersihkan infeksi. Pasien dengan alergi terhadap penisilin G atau eritromisin dapat menggunakan rifampacin atau klindamisin.

Dan untuk pencegahan dapat menggunakan vaksin difteri yang dikombinasikan dengan pertusis dan tetanus (vaksin DPT) saat bayi berumur 6, 10, 14 minggu. (artikel dikutip dari healthcaremagic)