Tak Ikut UN, Tiga Siswa SMP N 2 Sinonsayang (Malah) Pilih Nikah Dini

AMURANG, (manadotoday.co.id) – Pergaulan bebas dikalangan remaja masih menjadi Pekerjaan Rumah (PR) pemerintah dan seluruh elemen masyarakat, yang tak kunjung habis. Betapa tidak, akibat pergaulan bebas, banyak kalangan remaja yang harus mengesampingkan cita-citanya yang besar melanjutkan Pendidikan ke jenjang lebih tinggi, dan terpaksa memilih menikah di usia yang masih sangat belia.

Hal inilah yang dialami tiga siswa SMP Negeri 2 Sinonsayang, yang memilih menikah pada usia yang masih terlalu muda, ketimbang melanjutkan Pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

“Ya dari 85 siswa yang terdaftar hanya 82 siswa yang ikut UN. Sementara 3 siswa tidak ikut UN, karena sudah menikah awal tahun ini,” ujar Kepsek SMP N 2 Sinonsayang Kartini Yakob.

Masih keluarnya nomor peserta UN ketiga siswa kendati sudah menikah dan tidak lagi bersekolah, sebab ketiga siswa ini sudah didaftarkan pihak sekolah sekitar bulan Oktober tahun lalu.

BACA JUGA:

Dirjen Otda Kemendagri Berharap Vicky-Mor Majukan Pariwisata Manado

Sumendap Beri Ucapan Selamat kepada Lumentut-Bastian

Gubernur Sulut Lantik Vicky-Mor sebagai Walkot dan Wawalkot Manado

Anggota Komisi Informasi Sulut Periode 2016-2020 Dilantik

JWS-IVANSA Hadiri Pelantikan Walkot dan Wawalkot Manado

Panitia SMS Istimewa GMIM 2016 Audiens dengan Gubernur Sulut

“Pada dasarnya ketiga siswa ini meski tercatat sebagai peserta UN pasti tidak akan lulus, “ ujar Yakob yang enggan menyebutkan nama ketiga siswa tersebut.

Sebagai langkah antisipasi menekan pernikahan dini dikalangan siswa SMP, pihaknya menurut Yakob, akan lebih meningkatkan pengawasan, dan semaksimal mungkin membimbing para sisiwa agar tidak terjerumus ke pergaulan bebas, dengan mengarahkan ke kegiatan positif.

“Namun juga peran orang tua dan masyarakat juga penting, dalam mengarahkan dan memberikan bimbingan sehingga kalangan remaja terlebih siswa yang masih tergolong pelajar SMP, agar tidak melakukan tindakan yang dapat menghancurkan masa depan dan merusak nama baik, mengingat waktu terbanyak siswa ada di rumah dan lingkungan masyarakat” pungkasnya. (lou)