Pengadaan Jaket Almamater UNIMA Bermasalah, Diduga Sudah Dari Tahun 2007

 Jaket Almamater UNIMA, masalah UNIMA TONDANO, (manadotoday.co.id) – Ironis memang apa yang dialami oleh ribuan mahasiswa Universitas Negeri Manado (UNIMA), pasalnya, meski telah resmi terdaftar dan sedang menuntut ilmu di kampus itu, salah satu hak mereka yakni memiliki jaket almamater tak kunjung dikantongi, padahal sejak mendaftar sebagai calon mahasiswa dana jaket sudah dibayar lunas.

Menurut Johanes Gerung salah seorang mahasiswa semester tujuh, dirinya belum pernah menerima jaket almamater dari pihak kampus.

“Sudah empat tahun kuliah, saya tidak pernah mendapatkan jaket tersebut dari pimpinan fakultas maupun universitas,” ujar Gerung kepada sejumlah wartawan, Kamis (23/11/2017).

Lanjut Gerung, untuk angkatan 2014, 2013, 2012 hingga 2007, hampir semua punya masalah yang sama yakni ada yang tidak mendapatkan jaket. Kami sering mengeceknya tapi alasannya selalu sama bahwa belum dicetak dan itu terjadi terus-menerus sampai saat ini.

“Selama ini kami aktif mengecek keberadaan jaket tersebut, namun alasan dari pihak universitas selalu sama, yakni akan dicetak atau sementara diperbanyak. Dan sampai hampir selesai kuliah, jaket tersebut belum pernah diserahkan, bahkan ketika akan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN), kami hanya meminjam milik teman,” katanya kesal.

Dia melanjutkan, sebelumnya pada 3 Juli 2017 lalu, pembantu rektor (PR) IV Unima sempat menyampaikan bahwa akan ada penyaluran 2.000 jaket almamater bagi mahasiswa yang belum menerima, namun hingga saat ini belum ada kejelasan.

“Saat kami melaksanakan aksi waktu lalu, sudah dijanjikan akan menyalurkan 2.000 jaket almamater bagi yang belum dapat, akan tetapi hingga saat ini belum juga ada realisasi,” ungkap Johanes.

Lain lagi yang diungkapkan Freedom Rombot, mahasiswa angkatan 2014, dia mengatakan jangan sampai pengadaan 2.000 almamater hanyalah sebuah solusi untuk menanggulangi ribuan almamater yang diduga dananya sengaja digelapkan oleh oknum di Unima.

“Jangan sampai pengadaan jaket yang dijanjikan pimpinan Unima waktu lalu hanya ingin menutupi ribuan almamater lainnya yang tidak tahu dananya kemana,” katanya.

Ia mengatakan tidak mungkin dana pengadaan tahun 2014 tapi nanti dicetak tahun berikutnya, hal itu patut dipertanyakan, karena namanya pendanaan tahun ini harus diserahkan tahun ini.

“Saya menduga penggelapan jaket almamater ini disinyalir sudah berlangsung sejak tahun 2007, hal ini sangat memprihatinkan, sebab sesuai informasi pada saat pendaftaran tahun 2007 pengadaannya nanti 2008 sedangkan tahun 2008 dibuat 2009, begitupun seterusnya,” ungkapnya.

Sementara itu, PR IV UNIMA Rony Tuna, mengatakan dalam proyek pengadaan jaket tersebut ada sekitar 5.600 yang diduga belum diterima mahasiswa.

“Tim internal Unima dapatkan dari 1.500 jaket kemudian bertambah sampai sekitar 5.600 yang tidak tahu kemana, ini dipupuk dari tahun 2008 sampai 2015 yang jumlahnya meningkat menjadi sekitar 5.600, setelah diteliti memang ada persoalan,” katanya.

Dikatakan Rony, memang ada upaya perbaikan dan rencana pengadaan dari rektor yang menjabat saat ini, namun bukan berarti persoalan pengadaan jaket almamater ini kemudian selesai.

“Jika memang terindikasi ada penyalahgunaan anggaran, silahkan lapor kepada pihak berwajib, dengan begitu akan diketahui siapa yang bersalah, karena manajemen sekarang siap dipanggil polisi kalau ternyata benar persoalan ini dari tahun 2007,” katanya. (rom)