Sejarah Olive Wagyu, Daging Steak yang Dianggap Paling Langka di Dunia

Sejarah Olive Wagyu, Daging Steak yang Dianggap Paling Langka di Dunia (foto: olivewagyu/Instagram)

MANADOTODAY.CO.ID – Dengan hanya sekira 2.200 ekor sapi yang dibiakkan khusus untuk itu, dan hanya sedikit yang dipanen setiap bulannya, olive wagyu dianggap sebagai jenis steak paling langka di dunia.

Sejarah olive wagyu terkait erat dengan Pulau Shodoshima di Prefektur Kagawa, Jepang. Dikenal juga sebagai “Pulau Zaitun” karena iklim mikronya yang mirip dengan Mediterania, Shodoshima adalah rumah asli budidaya zaitun di Jepang. Daerah ini juga merupakan tempat di mana sapi wagyu telah dipelihara sejak abad ke-8, yang dimanfaatkan sebagai hewan pengangkat beban dan digunakan di sawah.

Terciptanya olive wagyu dikaitkan dengan Masaki Ishii, seorang petani di Pulau Shodoshima, yang kebingungan bagaimana harus membuang lees yang menumpuk setiap tahun. Lees adalah buah bekas perasan zaitun yang diambil minyaknya. Lees sangat kaya nutrisi, jadi Masaki berpikir harus ada cara untuk memanfaatkannya dengan baik.

Sebagai pemilik wagyu, petani tersebut pertama kali mencoba memberi makan ternaknya dengan lees, tetapi itu terbukti merupakan ide yang sangat buruk. Sapi-sapi tidak memakan itu karena tekstur yang tidak biasa dan rasa pahit dari zaitun mentah. Tapi Masaki tidak menyerah. Sebagai gantinya, dia mulai mencari cara untuk membuat lees lebih enak.

Masaki Ishii menemukan bahwa dengan memanggang, mengeringkan, dan menekan sedikit lees untuk mengeluarkan gula alami di dalamnya, dia bisa membuatnya jauh lebih enak untuk sapi.

Tapi sementara Masaki berhasil mencari jalan keluar atas masalah limbah buah zaitun, dia tidak menyadari bahwa ia juga berhasil merevolusi daging wagyu sampai beberapa waktu kemudian. Melengkapi makanan ternak dengan lees terbukti berhasil mengubah rasa daging itu sendiri. Rupanya, kekayaan buah zaitun meningkatkan rasa umami daging, membuat steak yang lezat semakin lezat.

Bukan hanya rasa yang dipengaruhi oleh makanan zaitun sapi, tetapi juga marbling dagingnya. Marmer wagyu sudah terkenal di kalangan pecinta steak di seluruh dunia, tetapi olive wagyu memiliki marmer yang lebih dalam, membuatnya lebih lembut seperti mentega.

Ada orang yang mengklaim bahwa olive wagyu, karena kandungan asam oleat yang tinggi dari zaitun, yang secara luas dianggap sebagai salah satu sumber lemak makanan yang sehat, lebih baik daripada wagyu yang dipelihara secara normal.

Tidak dapat disangkal bahwa ada sesuatu yang istimewa tentang olive wagyu, tetapi sayangnya hanya sedikit orang yang dapat mencicipinya karena produksi ternak ini sangat terbatas – hanya sekira 2.200 wagyu seperti itu di dunia – olive wagyu sulit ditemukan di Jepang, apalagi di seluruh dunia. Olive wagyu dilaporkan sangat langka, sehingga banyak pemilik restoran di Jepang bahkan belum pernah mendengarnya.

Seperti yang bisa anda bayangkan, steak langka seperti ini juga tidak murah. Crowd Cow, satu-satunya perusahaan yang menawarkan olive wagyu zaitun di Amerika Serikat, menjual di situsnya seharga $240 atau sekira Rp3,5 juta per potong. Di restoran, jika anda beruntung menemukannya di menu, harganya bisa mencapai $500 atau sekira Rp7,1 juta per steak.(*/ryan)