Wah! Pensiunan dan Pegawai ‘Ditunggangi’ Tagihan Ratusan Juta Dikeluarkan PLN

Sammy Pontoluli

Diduga Ada Permainan, Aplikasi PLN Sehat Ada Nama yang Beli Obat Tapi Tidak Pernah Berurusan dengan Apotek

MANADO, (manadotoday.co.id) – Ini benar-benar luar biasa! Pensiunan dan pegawai aktif di lingkungan PLN wilayah Sultenggo yang sekarang disebut Unit Induk Wilayah (UIP) tak pernah berobat namun ada tagihan masuk ke PLN wilayah.

Ditenggarai, praktek mafia tersebut terjadi melibatkan petinggi PLN dalam hal ini petinggi berinisial GC alias Galih saat dia menjabat sebagai manajer senior -dulunya disebut manajer SDM pada 2019 sampai 2021.

Kini petinggi tersebut telah dipromosikan ke PLN pusat di kawasan Trunojoyo.

Menurut petinggi Serikat Pekerja (SP) PLN Manado Sammy Pontoluli, dari data yang mereka peroleh bahwa ada sekian ratus pensiunan dan pegawai PLN tidak berobat tapi mendapatkan tagihan.

“Nah, tagihan ini masuk ke PLN dan oleh PLN dibayarkan ke salah satu apotek,” kata Sammy yang saat ini menjabat sebagai Bendahara Purlisna (Purnakarya Listrik Negara) PLN Sultenggo.

Ketika dikonfirmasi Galih menolak jika dialamatkan ke dia.

“Mungkin lebih tepatnya bisa dikonfirmasi ke pak Firdaus karena beliau yang tindak lanjut saat itu,” kata Galih lewat pesan WhatsApp.

Sebab, lanjut Galih, saat itu dia bersama GM Leo Basuki sudah mengambil langkah dengan audit internal oleh PLN pusat, dan telah diberikan sanksi bagi provider terkait hal tersebut melalui telaah tenaga ahli bidang kesehatan.

“Jadi ditindaklanjuti oleh Pak Firdaus,” katanya.

Firdaus sendiri saat dimintakan tanggapan mengelak dan diarahkan kepada Yan Ngaloh, bagian yang menangani hal tersebut di PLN wilayah.

Ironisnya, Yan Ngaloh sendiri malah menyebut akan mengkonfirmasinya lagi.

“Saya akan konfirmasi lagi ya ke pak Galih alias GC dan MF alias Firdaus,” sebut dia.

Sammy menduga, saling lempar bola ini justru akan membuat kasus ini makin dipertanyakan.

“Betul sudah ada audit internal tapi yang ditayangkan aplikasi PLN Sehat ada sejumlah nama yang merasa tidak membeli obat namun ada nama dalam tagihan dengan jumlah puluhan juta rupiah. Ini bukan lagi indikasi sebab ada nama yang ambil obat namun kejadianjya tidak seperti itu,” kata Sammy.

Ada dua nama pensiunan yang terang-terangan membuka kedok ini yaitu NA alias Nico dan JP alias John yang mengaku di aplikasi mereka mengambil obat di apotek dan tagihan muncul. Padahal mereka tidak sedang di Manado pada rentang waktu tagihan muncul dan tidak pernah ke apotek tersebut. Mereka pun mengadu ke Purlisna. (ram)