Wagub Kandouw Harap Pemkab/Pemkot di Sulut Perangi Stunting

Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Steven O.E. Kandouw, Stunting, Penanganan Stunting,
Wakil Gubernur Sulut Steven O.E. Kandouw, ketika membuka Rakorev Penanganan Stunting se-Sulut Tahun 2021 serta Pelaksanaan Penilaian Kinerja Tahun 2021 Terhadap 4 Kabupaten Lokus Dalam Upaya Konvergensi Penanganan Stunting Tahun 2020.

SULUT, (manadotoday.co.id) – Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Steven O.E. Kandouw, membuka rapat koordinasi dan evaluasi (Rakorev) Penanganan Stunting se-Sulut Tahun 2021 serta Pelaksanaan Penilaian Kinerja Tahun 2021 Terhadap 4 Kabupaten Lokus Dalam Upaya Konvergensi Penanganan Stunting Tahun 2020 di Sulut yang dilaksanakan di Hotel Luwansa Manado, Rabu (2/6/2021).

Dalam sambutannya, Kandouw menjelaskan bahwa penurunan stunting merupakan salah satu program prioritas pemerintah pusat. Hal ini berkaitan erat dengan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Tanah Air pada masa yang akan datang.

“Angka stunting di daerah tentunya menjadi beban di daerah itu sendiri. Tidak mungkin mereka (anak-anak stunting) dimarginalkan. Untuk itu kita harus terus melakukan upaya pencegahan. Karena dengan mencegah stunting, berarti telah ikut menjaga investasi bangsa dalam menciptakan SDM yang berkualitas dan berdaya saing, khususnya di daerah Sulawesi Utara,” ujarnya.

Diketahui, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh kembang anak usia di bawah 5 tahun atau dengan kata lain masih dalam kategori balita. Maka dari itu, pencegahan stunting sangat penting dilakukan sedini mungkin guna menghindarkan setiap anak Indonesia dari terhambatnya perkembangan otak yang mengakibatkan kurang maksimalnya tingkat kecerdasan anak.

“Orang pendek belum tentu stunting, tapi (kalau) stunting pasti orangnya pendek,” ungkapnya.

Menurut Kandouw, pada umumnya orang yang tinggi badannya kurang antara lain disebabkan beberapa faktor, salah satunya seperti imunitas dan daya tahan tubuh yang lemah akibat gizi buruk atau stunting.

“Untuk itu, Bapak Presiden Jokowi mencanangkan tahun ini kita harus perang melawan stunting, karena saat ini angka stunting masih cukup tinggi,” tandasnya.

“Intinya, penanganan stunting yang paling mujarab, penanganan (dalam) jangka pendek yaitu dengan memberikan penanganan yang baik kepada bayi-bayi yang baru lahir. 3 (tiga) bulan pertama (usia kehidupan) anak harus diperhatikan, termasuk asupan makanan khususnya ASI. Kegiatan Posyandu harus diefektifkan. Bahkan kalau ada APBD lebih, Posyandu bisa ditambah,” sambungnya.

Usai menyampaikan sambutannya, Kandouw kemudian melakukan pemukulan tetengkoren menandai pembukaan Rakorev Penanganan Stunting se-Sulut Tahun 2021, didampingi Kepala Bappeda Sulut dan Kepala BI Perwakilan Sulawesi Utara.

Sebelumnya Kepala Bappeda Prov Sulut Jenny Kaurouw telah melaporkan kegiatan Rakorev dimana akan dilaksanakan penilaian bagi 4 lokus.

Usai membuka acara, Wagub Kandouw bersama dengan para Bupati/Wali Kota se-Sulut yang hadir dalam kegiatan ini meninjau stand pameran dari 4 kabupaten lokus yaitu Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) yang merupakan kabupaten terbaik dalam konvergensi penanganan Stunting se Sulawesi Utara (Sulut) tahun 2020, Kabupaten Bolaangmongondow (Bolmong), Kabupaten Bolaangmongondow Timur (Boltim) dan Kabupaten Minahasa Utara (Minut).

Acara dihadiri Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten/Kota terkait dan Pemerintah Provinsi terkait serta para Panelis. (ton)