Perjuangan “Sang Guru”, julukan JWS untuk membuat partai ini dicintai warga hingga mampu membuat sejarah baru di kancah politik Minahasa yakni untuk pertama kalinya PDI-P menjadi pemenang Pilkada Minahasa 2012, kemudian pemenang Pileg 2014 serta Pilpres dan terakhir meraih suara terbanyak pada Pilgub 2015 sehingga mengantar OD-SK menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut, sepertinya tidak punya pengaruh berarti buat partai ini. Belum lagi sejumlah agenda nasional, daerah hingga internasional yang berhasil digelar di Minahasa dan oleh tangan dingin Sang Guru semua itu bisa sukses, ternyata tidak memiliki arti.
Warga Minahasa pun seakan marah dan kesal sambil bertanya apa salah JWS hingga dia harus dikhianati oleh partainya, kekecewaan itu dicurahkan lewat pemasangan spanduk raksasa serta pemasangan ribuan lilin di taman God Bless Minahasa di pusat Kota Tondano.
“Ini fenomena baru dan baru pertama kali terjadi dalam sejarah perpolitikan di tanah Minahasa. Ini merupakan bentuk ekspresi atas kecintaan warga atas sosok pemimpin yang dinilai paling berhasil membangun Minahasa dan itu adalah JWS, ” urai Fernando dan Marcel warga Tondano, Senin (08/01/2018).
“Bagi kami JWS masih yang terbaik dan is the best,” tukas Hentje warga Tataaran yang ditemui manadotoday.co. id.
Ada juga Jendry yang mengaku warga Sasaran, sambil memegang lilin, berucap bahwa JWS punya kharisma seperti Ahok yang dengan relah hati dan iklas menerima apapun keputusan partai.
“JWS tidak memberontak meski telah tersakiti dan dikhianati. Bak seorang Ahok yang tidak terlihat rasa sedih dan kecewa tatkalah hakim memutuskan dia bersalah dan harus dipenjara. JWS berjiwa besar menerima kenyataan meskipun sangat pahit. Untunglah JWS adalah politisi yang kuat dan selalu menempatkan Tuhan di atas segalanya, sehingga Dia tetap tabah dan sabar serta tidak melakukan hal-hal yang tidak berkenan,” ucapnya. (tim)