PLN ‘Ajak Damai’ Purlisna, Tetap Kritisi Kasus Dugaan Tagihan Fiktif Gerogoti Uang Negara

PLN ‘Ajak Damai’ Purlisna, Tetap Kritisi Kasus Dugaan Tagihan Fiktif Gerogoti Uang Negara

MANADO, (manadotoday.co.id) – Kasus dugaan modus tagihan fiktif yang menggerogoti uang negara sebagaimana getol disuarakan DPD Purna Karya Listrik Negara (Purlisna) Sulut terhadap PLN Suluttenggo akhirnya seperti mulai ‘melamban’.

Hal ini disebut sebagai langkah tawar dari Purlisna yang mencuatkan kasus ini.

“Akhirnya perdamaian pun tercipta. Namun kasus sudah terlanjur di-publish tentu harus ditelusuri,” kata pengamat hukum Maykel Tilung SH.

Diketahui, Purlisna menyuarakan soal tagihan fiktif yang terjadi antara salah satu apotek besar di Indonesia dengan PLN Suluttenggo. Kenapa fiktif, karena ada beberapa pensiunan seperti Nico Aror dan Jhony Pondaag, seperti data yang diteruskan ke media ini oleh Purlisna mengaku tidak pernah berobat atau pun membeli obat ke apotek tersebut. Sebab, saat bersamaan mereka di luar daerah.
Anehnya nama mereka tertera dalam laman PLN Sehat telah berobat. Untuk itu, PLN harus membayar tagihan tersebut masing-masing atas nama Nico Aror Rp. 22.679.916 dan atas nama Jhony Pondaag sebesar Rp. 26.299.238.

Itu baru dua contoh sementara data pada Purlisna ada ratusan tercatat berobat fiktif sehingga disebut menyelentuh miliaran rupiah. Biaya itu yang akhirnya harus dikeluarkan PLN. Modus tagihan fiktif inilah yang disebut menggerogoti uang negara.

“Sebab, Galih yang mengingstruksikan pegawai dan pensiunan harus berobat ke apotek Kimia Farma,” kata Sekretaris Purlisna Boy Sondakh sebelum pertemuan dengan GM.

GM PLN Johanes Ari Dartomo yang menggantikan mantan GM Leo Basuki berusaha meredam Purlisna.

“Efisiensi dan pelayanan terbaik menjadi fokus kami, terima kasih informasinya,” kata Dartomo.

Purlisna sendiri mengaku bahwa semasa Leo, mereka pernah dikumpulkan. Tapi Leo dianggap lepas tangan dan seperti menghilang usai pensiun.

Kini, Dartomo berusaha agar tak membias. Dia menginstruksikan Humas PLN Suluttenggo Marthen Salmon menghubungi Purlisna agar dapat duduk semeja. Itu terjadi pada Senin 21 Maret 2023 di kantor PLN Suluttenggo.

Boy Sondakh mengakui pertemuan tersebut.

“Iya betul sudah ada pertemuan. Namun tidak ada kejelasan soal apa yang kita suarakan,” kata Boy.

Hal sama pun disampaikan Sammy yang dikenal aktif membuka kasus ini.

Selanjutnya, Boy yang juga mantan manajer SDM dan Umum PLN Suluttenggo yang digantikan Galih Chrisetyo tersebut menyebut bahwa dia bersama Ketua Frans Lisi dan Bendahara Sammy Pontoluli yang bertemu.

“Kami harus dapat jawaban PLN tentang kasus tersebut, namun sampai saat ini belum,” ungkap dia.
Galih sebelumnya menyebut bahwa sudah ada pemeriksaan internal dari PLN pusat beberapa waktu lalu juga Serikat Pekerja (SP) PLN. Tapi tidak diekspos dan diberitahukan ke Purlisna. Purlisna pun ‘bergerak’ .

“Perbuatan melawan hukum tidak serta merta hanya diselesaikan musyawarah. Institusi PLN harus diselamatkan,” kata Maykel. (ram)