Mantan Kacab Koperumnas: Program 10 Ribu Rumah Masuk Akal dan Menguntungkan Masyarakat

JPAR-AiM
JPAR-AiM

MANADO, (manadotoday.co.id) – Mantan Kepala Cabang Koperumnas (Koperasi Perumahan Nasional) Kota Manado Raden Rauf angkat bicara terkait program 10.000 unit rumah murah, tanpa bunga, tanpa uang muka serta tanpa jaminan bank yang ditawarkan Julyeta Paulina Amelia Runtuwene (JPAR) dan Harley Mangindaan (AiM).

Ia menilai program tersebut normatif, masuk akal dan sangat menguntungkan masyarakat Kota Manado khususnya pekerja sektor informal yang sesuai data masih banyak yang belum memiliki rumah tinggal.

“Sesuai hitungan kami, rumah murah yang ditawarkan paslon PAHAM (Paula Harley Menang) sangat rasional, tidak mengada-ada dan sangat layak bagi pekerja informal yang memiliki pendapatan di bawah 3 juta per bulan,” jelas Raden, Kamis (26/11/2020).

Meskipun belum melihat secara detail perencanaan pengembangannya, namun menurut dia jika rumah murah type 27 yang ditawarkan paslon PAHAM dengan luas lahan 72 meter persegi, spesifikasi atap rumah menggunakan seng biasa dan rangka kayu, plafo triplex, konsen dan jendela rumah menggunakan kayu serta lantai rumah hanya semen acian maka biaya yang dibutuhkan hanya sedikit.

“Jika spesifikasinya seperti itu maka 1 (satu) unit rumah hanya membutuhkan biaya sebesar Rp 38 juta per unit,” ucap Raden Warga Kelurahan Wonasa, kecamatan Singkil ini.

Lanjutnya mengatakan jika sumber pembiayaan lahan seluas 100 Ha akan bersumber dari Pemkot Manado sendiri dengan status hukum lahan tersebut nantinya akan dihibah. Berdasarkan hal tersebut dirinya optimis dalam hitungan 5 tahun paslon PAHAM akan mampu membangun 10.000 unit rumah seperti yang disampaikan saat pelaksanaan debat publik yang dilaksanakan KPU Kota Manado belum lama ini.

“Sesuai pengalaman kami, 10.000 meter persegi (1 Ha) lahan jika dikurangi 20 untuk fasilitas umum, maka lahan yang tersisa adalah 8.000 meter persegi. Lahan yang tersisa 8.000 meter persegi ini jika dibagikan dengan 72 meter persegi (1 unit rumah), maka akan menghasilkan 110 unit rumah per 10.000 meter persegi. Jika dikalikan dengan luas lahan sebesar 100 Ha yang nantinya akan disipakan oleh Pemkot Manado maka total rumah yang akan terbangun diatas lahan 100 Ha adalah sebanyak 11.000 unit rumah dan rumah ini bukan rumah jenis kopel,” jelasnya.

Ia menyebut program yang ditawarkan paslon PAHAM tersebut sama sekali tidak akan mengganggu segmentasi pasar milik para pengembang/developer di Jota Manado. Selain jumlahnya masih terbatas, daya beli perumahan di Jota Manado sangat ditentukan oleh prilaku calon konsumen.

“Rumah murah ini kan disiapkan untuk konsumen berpendapatan rendah, bukan sebaliknya. Jadi, saya pikir konsep paslon PAHAM ini sangat masuk akal dan tidak mengganggu pasar pengembang lainnya,” kata dia.

Hanya saja ia mengingatkan kepada paslon PAHAM jika terpilih nanti di Pilkada 9 Desember 2020 agar melakukan pengawasan ketat terhadap calon konsumen yang berniat memiliki rumah tersebut.

“Jangan sampai rumah murah ini justru dikuasai oleh warga Kota Manado yang berpenghasilan di atas 5 juta. Pengawasan dan ketentuannya harus ketat, supaya tidak salah dimanfaatkan,” pesan Raden.(*)