AMURANG, (manadotoday.co.id) – Harga cengkih merupakan salah satu komoditas andalan Sulawesi Utara. Namun ironisnya, setiap hari harga emas cokelat ini terus mengalami penurunan sehingga membuat sebagian besar petani cengkih di Minahasa Selatan (Minsel) kecewa , karena dinilai harga cengkih saat ini yang turun hingga kisaran Rp 92.000 per kilo gram, tidak seimbang lagi dengan biaya pemeliharaan hingga produksi.
Turunnya harga saat panen berlangsung menurut keduanya, sudah menjadi langganan atau kebiasaan. Dimana emas coklat ini akan naik lagi setelah panen usai, saat stok cengkih sebagian besar petani sudah tidak ada lagi atau sudah habis dijual.
“Nah, pada situasi seperti inilah, kesempatan pedagang memainkan harga, karena mereka berpikir petani terlebih yang tidak memiliki modal banyak, pasti tetap akan menjual cengkih dengan harga berapapun, untuk memenuhi biaya kebutuhan hidup sekaligus membayar upah para pemetik atau buruh,” papar keduanya.
Pada kondisi seperti inilah menurut Tumewu dan Kaunang, diperlukan peran Pemerintah dalam melakukan pengawasan, sehingga tidak akan terjadi permainan harga, yang ujung-ujungnya merugikan petani.
“Namun nampaknya, pemerintah terkesan cuek, sehingga kondisi ini terus terjadi setiap kali panen cengkih,” tukas keduanya sembari berharap ada perhatian pemerintah terhadap gejolak cengkih yang setiap hari turun harga. (lou)