MANADO, (manadotoday.co.id) – Ribuan Pria Kaum Bapa (PKB) se-Sinode GMIM, berkumpul di lapangan Ompi, Ratahan, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), Jumat (19/10/2018), menghadiri Ibadah Agung perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-56 PKB GMIM.
Ketua Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) GMIM Pdt DR Hein Arina MTh, saat memimpin ibadah, mengambil bacaan Alkitab dalam Kisah Para Rasul 15 ayat 22-34, mengatakan pola pelayanan GMIM harus mengikuti pola pelayanan yang dilakukan Rasul Paulus.
“Rasul Paulus ini adalah orang yang hebat, tidak hanya sebagai seorang pekerja keras tetapi dia mampu mengatur pelayanan dalam penginjilan dengan baik. Sehingga, Injil Yesus Kristus bisa tersebar luas, meskipun media yang digunakan hanyalah surat yang ditulis tangan. Berbeda dengan kita sekarang yang terbantu dengan teknologi, ada WhatsApp, Twiter, Facebook, dan lain-lain,” ujar Pdt Arina.
Sementara itu, Ketua PKB Sinode GMIM Penatua GS Vicky Lumentut, dalam sambutannya mengapresiasi kerja keras panitia HUT PKB GMIM yang dipimpin Bupati Mitra James Sumendap SH.
“Terima kasih saya kepada panitia yang diketuai Bupati Minahasa Tenggara, sahabat saya James Sumendap, yang telah bekerja keras melaksanakan ibadah agung dan tuan rumah Hari Ulang Tahun ke-56 PKB GMIM,” tutur Penatua Vicky Lumentut yang juga Wali Kota Manado ini.
Lumentut juga mengajak seluruh PKB GMIM agar menjadi teladan di tengah keluarga serta giat bekerja.
“PKB GMIM juga harus siap bersatu, artinya saya Ingin Ada Perubahan Bersama Tuhan. Bapak-bapak harus menjadi imam, nabi dan raja ditengah keluarga, masyarakat dan di manapun berada. Tinggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk sebelumnya, dan mari jadi Terang dalam keluarga serta lingkungan disekitar kita,” ujar Penatua Vicky Lumentut.
Usai ibadah agung, didampingi sekretaris PKB Sinode GMIM Pnt Rommy Pondaag SH MH, Bendahara Penatua Hanny Jost Pajouw, Panglima Panji Yosua James Karinda, Pdt Roy Lengkong STh serta Pnt Arie Turangan, Penatua Vicky Lumentut mendatangi beberapa gereja yang menjadi lokasi pelaksanaan lomba di wilayah Ratahan, antara lain lomba Cakalele, Kolintang dan Vokal Group.
Diketahui, acara juga dikemas dengan aksi teatrikal drama dan lagu yang merefleksikan realitas kehidupan dan pergumulan warga GMIM dewasa ini. Dengan cerita bernuansa pedesaan, hubungan dalam keluarga, pergaulan dan kekerasan dalam rumah tangga sampai kesalahpahaman yang mengakibatkan bentrokan karena termakan berita hoaks serta semangat nasionalis menjunjung tinggi keharmonisan.(***/ryan)
