TOMOHON, (manadotoday.co.id)—Makin bertambahnya semburan lumpur di kompleks Cluster 24 milik PT Pertamina Geothermal Energi (PGE) embuat penggiat lingkungan terus bersuara.
Envinronment Parliament Watch (EPW) melalui Koordinatornya Judie J Turambi SH menegaskan, harus segera ada penanganan dari PT PGE. Karena, diduga akibat semburan lumpur, sudah ada korban yakni ternak babi yang diperlihara dekat cluster 24 yang mati mendadak.
‘’Memang belum diketahui persis penyebab matinya babi tersebut. Tapi, melihat kondisi saat ini, ada dugaan akibat yang terjadi saat ini. Untuk mengetahuinya harus segera ada penanganan,’’ tegas Turambi.
Dari 3 semburan awal, hingga kini sudah ada 5 semburan lumpur yang muncul di sekitar cluster 24 tersebut.
‘’Yang lebih parah, sumur terdahulu (sumur 2 dan 3) yang terletak di perkebunan Amian, diameter sumurnya makin besar dan banyak lumpur yang keluar disertai bunyi. Sumur 3 kini sudah membentuk kubangan besar dengan volume lumpur sangat banyak,’’ ujar Turambi usai meninjau lokasi.
Akibatnya, PT Pertamina memilih membuang lumpur ke arealnya sendiri daripada membuang ke arah persawahan penduduk.
‘’Jika berdiri di jalan depan sumur ke-3, tanah bergetar dan terasa di bawahnya hampa. Didapati pula di dekat sumur 3 terdapat kandang babi, dan tadi siang seekor babi ditemukan mati mendadak,’’ tandas Turambi.
Ia khawatir dari semburan-semburan tersebut keluar gas beracun H2S yang sangat berbahaya karena dapat mematikan makluk hidup yang menghirupnya karena lokasinya sangat dekat dengan jalan umum. (ark)