Kegiatan yang digelar pada Senin (11/12/2017) tersebut, diawali dengan parade yang dilepas istri Menteri Pertahanan (Menhan) Republik Indonesia Nora Tristyana Ryamizard Ryacudu didampingi Wakil Bupati Minahasa, Ivan Sarundajang (Ivansa), Wakil Ketua PKK Sulut dr. Devi Kartika Kandow Tanos MARS, yang diikuti berbagai daerah di Indonesia diantaranya, Provinsi Sumatera Barat, Papua, Aceh, Sulawesi Utara (Sulut).
Acara kemudian dilanjutkan dengan Sarasehan Bela Negara di gedung Wale Ne Tou Tondano. Menariknya, dalam acara ini tampil sebagai narasumber Mantan Presiden Kelima Indonesia Megawati Sukarnoputri, Menteri Pertahanan RI Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu dan Gubernur Selawesi Utara Olly Dondokambey, SE. Sedangkan sebagai moderator yakni Dosen Universitas Sam Ratulangi Manado Dr. Ferry Liando.
Megawati mengingatkan gotong royong harus tanpa membedakan satu sama lain seperti agama, suku dan ras, sebab jika itu terjadi maka akan membahayakan keutuhan negara.
Bahkan dikatakannya, bela negara harus selalu siap dalam diimplementasikan.
“Jadikanlah Pancasila sebagai alat perekat dan dasar negara. Itulah bagian kita dalam Bela Negara, bukan hanya sekedar seminar dan diskusi saja,” jelas Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKPPIP).
Sementara itu, Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu, mengatakan Bela Negara adalah amanat dari Undang-Undang Dasar 1945. Program Bela Negara merupakan program mendasar untuk mempertegas dan memperkuat komitmen kita bagi Indonesia sebagai negara yang berdaulat.
Sedangkan Gubernur Sulut Olly Dondokambey, menjelaskan bahwa sarasehan ini tujuannya agar masyarakat bisa paham apa itu Bela Negara. Dan tentunya guna membangkitkan rasa Bela Negara dan cinta Pancasila.
“Bela Negara bukan soal angkat senjata tapi bagaimana mengisi pembangunan Indonesia kedepan yang lebih baik,” pungkas Gubernur Sulut.
Dalam Acara puncak tersebut, Menhan Ryamizard Ryacudu, dalam sambutannya mengatakan bahwa tujuan dari kegiatan bela negara ini adalah untuk mengingatkan kembali kepada masyarakat bahwa pentingnya mempertahankan idiologi dan keutuhan bangsa.
“Kegiatan ini untuk mencegah akan masalah-masalah bela negara,” tutur mantan KASAD ini. (Rom)