Sentuh Miliaran, Dugaan Tagihan Fiktif Permainan PLN dan Apotek KF Segera Dilaporkan ke KPK

Sentuh Miliaran, Dugaan Tagihan Fiktif Permainan PLN dan Apotek KF Segera Dilaporkan ke KPK

Mantan GM Leo “Menghilang”, Mantan Manajer SDM Galih Mengelak, Firdaus Pengganti Galih dan Humas PLN Sulutenggo Juga Tutup Mulut

MANADO, (manadotoday.co.id) – Kasus yang mulai terbongkar di PLN wilayah Suluttenggo dengan munculnya dugaan tagihan fiktif yang harus dibayarkan instansi BUMN tersebut direspon GM Johanes Ari Dartomo, pengganti GM Leo Basuki.

“Terima kasih bapak informasinya, efisiensi dan layanan terbaik terus menjadi fokus kami,” kata GM Dartomo.

Namun meski begitu, kasus ini menarik perhatian pihak luar. Sebab, akan segera dilaporkan ke KPK.

Menurut salah satu pegiat anti korupsi Sulut Maykel, kasus di PLN ini sebaiknya dilaporkan sebab bukan lagi indikasi tapi sudah terlihat kerugian negara.

“Barangkali ini kasus aneh, sebab PLN keluarkan uang sampai miliaran rupiah untuk bayarkan tagihan fiktif dari salah satu apotek ternama. Ini permainan mafia tingkat tinggi,” kata Maykel.

Leo Basuki, mantan GM PLN Sulutenggo yang baru pensiun saat kasus tagihan fiktif ini muncul sudah dihubungi namun tidak memberikan klarifikasi.

Hanya orang kedua yaitu GC alias Galih yang berhasil dimintakan konfirmasi sebab disebut-sebut paling bertanggungjawab terhadap soal ini.

Namun Galih yang bekas manajer SDM dan Umum dan sudah pindah tugas ke Jakarta mengelak. Dia hanya mengarahkan bahwa hal itu tanggungjawab penggantinya M Firdaus.

Tapi Firdaus pun justru meminta wartawan menghubungi Yan Ngaloh, tenaga ahli kesehatan yang membidangi hal tersebut. Tapi, Yan pun malah balik menyebut bahwa itu wewenangnya Galih dan Firdaus sebab dia mengaku akan mengkonfirmasi kepada Galih dan Firdaus sendiri.

Galih Chrisetyo, mantan manajer SDM dan Umum PLN Wilayah Suluttenggo (foto: Ist)

Pangkal masalah, Galih mengarahkan bahwa setiap pemeriksaan kesehatan para pensiunan dan yang masih aktif harus di apotek dimaksud.

Ironisnya, tercatat ratusan pensiunan dan staf tidak pernah merasa berhubungan dengan dokter dan apotek tersebut. Tagihan fiktif pun mencapai angka miliaran rupiah.

“Kita segera laporkan agar PLN bersih dari praktik mafia,” sergah Maykel.

Hal ini yang kemudian terkuak dan bahkan ini lewat perkumpulan para pensiunan PLN yakni Purlisna atau Purna Karya Listrik Negara melalui bendahara Sammy Pontoluli.

“Pak Leo sempat mengumpulkan para pimpinan Purlisna untuk membicarakan hal ini dan berjanji akan menyelesaikan permasalahan. Namun setelah pensiun tidak ada langkah-langkah yang diambil,” kata Sammy, Wakil Ketua Partai Perindo Sulut. (ram)